kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Beragam rekomendasi analis untuk saham BBTN


Kamis, 27 Oktober 2016 / 19:55 WIB
Beragam rekomendasi analis untuk saham BBTN


Reporter: Juwita Aldiani | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) membukukan kinerja keuangan yang cemerlang bsepanjang sembilan bulan tahun 2016. Laba bersih dari BBTN tumbuh 33% per September tahun ini sebesar Rp 1,62 triliun dari periode sama tahun lalu sebesar Rp 1,2 triliun.

Capaian laba bersih itu didorong oleh pendapatan bunga bersih yang juga tumbuh 13% (Year on Year) dari Rp 4,9 triliun menjadi Rp 5,6 triliun di sembilan bulan tahun ini.

Analis Panin Sekuritas Frederik Rasali mengatakan laba bersih di sembilan bulan tersebut telah memenuhi 78% proyeksi selama setahun ini yaitu Rp 2,1 triliun. Yang menarik lagi dari BBTN adalah rasio kredit bermasalah atau non performing loan turun dari 4,4% di sembilan bulan tahun lalu menjadi 3,6% di sembilan bulan tahun ini.

Frederik melihat potensi yang lebih kuat untuk perkembangan BBTN di tahun depan dengan dukungan dari peraturan moneter dimana Loan to value (LTV) diturunkan ke level 75% untuk rumah pertama.

Di samping itu penurunan suku bunga acuan melalui 7 days reverse repo rate menjadi 4,75% juga menjadi pendorong utama bagi pasar untuk melakukan pembelian rumah melalui kredit pemilikan rumah (KPR).

Saat ini yang menjadi resiko adalah likuiditas dari BBTN sendiri dimana loan to deposit ratio (LDR) sudah mencapai 104.3%. "Beberapa program tabungan berhadiah dilaksanakan oleh BTN untuk meningkatkan likuiditas dan dana murah," kata Frederik kepada KONTAN, Kamis (27/10).

Sementara menurut analis MNC Sekuritas Nurulita Harwaningrum yang menarik dari BBTN itu masih di KPR subsidi yang memiliki porsi 47% atas total KPR BBTN. BBTN merupakan pemain utama dalam KPR subsidi ini.

Namun, sampai saat ini BBTN belum menerima fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan (FLPP) dari pemerintah sebesar Rp 5,3 triliun untuk subsidi pinjaman perumahan periode 2014-2015.

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat telah menunda pencairan yang sekarang diantisipasi di November sampai Desember tahun ini.

Lalu analis Mandiri Sekuritas Tjandra Lienandjaja mengatakan saat ini BBTN harus menggunakan dana sendiri untuk kredit perumahan tetap sebesar 5%. Sementara program FLPP di tahun ini tidak ada masalah dan telah dimanfaatkan dengan baik.

BBTN juga telah menggunakan subsidi bunga pemerintah untuk membiayai subsidi pinjaman perumahan dengan anggaran Rp 2 triliun.

"BBTN akan menawarkan kredit mikro untuk segmen menengah ke bawah yang berpenghasilan rendah melalui kerja sama dengan Danareksa Finance di tahun depan," kata Tjandra dalam risetnya Selasa (25/10).

Menurut prediksi Frederik, di tahun 2017 masih menarik bagi BBTN karena saat ini yang menjadi tantangan bukan lagi dari sisi permintaan tetapi dari pasokan yang mampu membangun rumah untuk level Rp 300 juta ke bawah sehingga dapat memenuhi permintaan yang ada.

"Kestabilan nilai dollar Amerika Serikat dan meningkatnya harga komoditas dapat membantu sisi supply dari BBTN," tambahnya.

Sementara menurut Nurulita tantangan bagi BBTN adalah persaingan dengan bank lain yang mulai menyasar KPR segmen menengah. Lalu supply tanah yang harganya semakin mahal padahal di lain pihak KPR subsidi ada batasan harganya.

Nurulita memproyeksi sampai akhir tahun ini, BBTN mampu meraup pendapatan bunga bersih sebesar Rp 7,8 triliun dan laba bersih di Rp 2,3 triliun. Lalu total kredit dan pembiayaan akan berada di angka Rp 169 triliun.

Di September tahun ini total kredit BBTN mencapai Rp 153,8 triliun atau tumbuh 16,9% dari periode September tahun lalu Rp 131,6 triliun. Peningkatan ini ditopang fokus bisnis BBTN yang menyasar pembiayaan perumahan kelas menengah ke bawah.

Nurulita merekomendasikan beli saham BBTN dengan target harga Rp 2.230. Lalu Frederik merekomendasikan beli saham BBTN dengan target sampai akhir tahun ini Rp 2.300.

Tjandra juga merekomendasikan beli saham BBTN dengan target Rp 2.150 per lembar saham. Saat ini saham BBTN ditransaksikan di pasar pada valuasi rasio harga saham per nilai buku (P/BV) tahun 2017 sebesar 1,1 kali.

Pada perdagangan kemarin (27/10), saham BBTN naik 0,26% ke level Rp 1.940 per lembar saham. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×