kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Bentoel alokasikan dana belanja Rp 450 miliar


Senin, 11 Juni 2012 / 09:13 WIB
Bentoel alokasikan dana belanja Rp 450 miliar
ILUSTRASI. Kebijakan suku bunga BI diprediksi bakal mendorong penguatan IHSG pada Kamis (27/5).


Reporter: Veri Nurhansyah Tragistina | Editor: Edy Can

JAKARTA. PT Bentoel Internasional Investama Tbk (RMBA) terus berekspansi. Produsen rokok ini mengalokasikan Rp 450 miliar untuk belanja modal atau capital expenditure (capex) 2012.

Jumlah itu meningkat 29% dari capex 2011. "Secara total, kami mengucurkan capex Rp 1 triliun dalam tiga tahun terakhir," kata Andre Willem Joubert, Direktur RMBA, pekan lalu.

RMBA akan memakai capex untuk beberapa kebutuhan, seperti perbaikan infrastruktur dan teknologi produksi. Perusahaan ini juga akan memperbaiki dan memperluas cabang distribusi di seluruh Indonesia.

Capex tahun ini akan dipenuhi dari kas internal dan dana eksternal. Di akhir Desember 2011, posisi kas dan setara kas RMBA hanya Rp 88,34 miliar. Kebutuhan capex lainnya akan ditutupi dari pinjaman perbankan.

Manajemen RMBA tak menjelaskan dampak ekspansi itu terhadap kinerja keuangan di tahun ini. Pencapaian kinerja RMBA di kuartal I-2012 sebenarnya tak terlalu bagus.

Dari sisi volume, misalnya, RMBA hanya menjual 4,8 miliar batang rokok, menurun 13% dari kuartal I-2011. Pengelola RMBA mengklaim, penurunan volume itu disebabkan kenaikan tarif cukai dan koreksi persediaan barang di pasar.

Penurunan penjualan berimbas ke pendapatan RMBA selama kuartal I-2012, yang stagnan di angka Rp 2,2 triliun. Di sisi lain, RMBA menanggung beban pokok penjualan Rp 1,87 triliun, naik 9% daripada kuartal I-2011. Penyebabnya adalah kenaikan harga cengkeh yang signifikan pada akhir 2011.

Tapi, RMBA optimistis dapat memulihkan kinerja keuangan hingga akhir 2012. Manajemen RMBA yakin, harga cengkeh kembali turun pada semester II, seiring panen cengkeh yang diprediksi melimpah di tahun ini.

RMBA juga akan terus fokus bermain pada segmen premium melalui merek Dunhill. RMBA akan mengerek harga jual rokok secara bertahap untuk mengompensasi kenaikan cukai. Harga RMBA, Jumat (8/6), turun 1,67% ke Rp 590 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×