kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45906,29   2,96   0.33%
  • EMAS1.310.000 -0,23%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Belum terimbas corona, transaksi BBJ pada kuartal I-2020 masih meningkat


Kamis, 09 April 2020 / 14:31 WIB
Belum terimbas corona, transaksi BBJ pada kuartal I-2020 masih meningkat
ILUSTRASI. Presiden Direktur BBJ, Stephanus Paulus Lumintang.


Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Jakarta Futures Exchange (JFX) atau Bursa Berjangka Jakarta (BBJ) sukses membukukan kinerja positif di kuartal I-2020 di tengah tekanan sentimen virus corona atau Covid-19. Sayangnya, untuk kuartal II-2020 perusahaan tidak berharap banyak jika kondisi pandemi masih terus berlanjut. 

Direktur Utama PT Bursa Berjangka Jakarta (BBJ) Stephanus Paulus Lumintang menjelaskan, hingga kuartal I-2020, transaksi di BBJ masih mengalami peningkatan. Penopang utamanya datang dari sentimen fluktuasi harga emas Loco London, serta exchange rate yang volatile di masa pandemic Covid-19.

"Kalau dilihat sampai kuartal I-2020, jika dibandingkan dengan target tahun 2020, kami sudah mencapai 34%. Transaksi yang mendominasi adalah kontrak loco London, oil dan forex," ungkap Stephanus kepada Kontan, Rabu (8/4).

Baca Juga: Diterjang sentimen corona, pasar komoditi optimistis mampu tumbuh 15% di 2020

Terkait kinerja yang masih moncer, Stephanus mengakui dampak virus corona belum dirasakan sepanjag kuartal I-2020. Hanya saja, dia memprediksi dampak baru akan terasa di awal April, karena banyaknya perusahaan pialang menerapkan work from home (WFH), sehingga aktifitas tidak bisa maksimal.

"Dengan melihat keadaan seperti ini, saya pesimis (target kinerja) untuk berjalan on track sebagaimana yang ditargetkan," jelas Stephanus.

Meskipun begitu, dia menekankan perusahaan akan tetap berupaya optimal melayani pasar dengan memikirkan keselamatan karyawan dan kelangsungan industri secara umum. Selain itu, Stephanus mengaku bahwa pihaknya belum berencana merevisi target kinerja 2020 dan masih menunggu perkembangan pasar hingga semester pertama tahun ini.

Sebagai informasi, BBJ menargetkan pertumbuhan transaksi 15% di 2020. Sedangkan akhir tahun lalu, BBJ membukukan total transaksi perdagangan hingga 7.944.127,66 lot. Angka tersebut meliputi transaksi multilateral 1.468.045 lot dan bilateral sebanyak 6.476.085,66 juta.

Untuk kuartal I-2020, BBJ berhasil membukukan 2.572.745,21 lot dari kontrak multilateral dan bilateral. Angka tersebut tercatat naik 14,68% dari kuartal IV-2019 yang hanya 2.243.311,28. Sedangkan, bila dibandingkan year on year (yoy) pertumbuhan transaksi cukup signifikan yakni 38,48% dari capaian kuartal I-2019 yaitu 1.857.747,46 lot.

Baca Juga: Januari 2020, emas jadi komoditas yang paling banyak ditransaksikan di BBJ

Untuk kuartal II-2020, Stephanus menilai transaksi Oil masih cukup berpeluang untuk meningkat, diikuti aktifitas transaksi loco London dan forex. "Saya rasa masih akan mendominasi transaksi di kuartal II-2020 ini," ujarnya. 

Berdasarkan data BBJ, volume transaksi loco London mencapai 1.691.230 lot dalam tiga bulan pertama tahun ini, diikuti pertumbuhan volume transaksi forex sebanyak 253.349,50 lot di periode yang sama.

Di sisi lain, Stephanus menyampaikan ada beberapa komiditas yang masih lesu di kuartal I-2020, khusunya transaksi berbasis komoditas perkebunan seperti kopi, coklat dan olein yang mengalami penurunan. 

"Transaksinya belum mencapai target sebagaimana yang diharapkan tahun ini. Banyak faktor, namun pandemik ini sangat mempengaruhi minat investor," jelasnya. 

Asal tahu saja, dalam tiga bulan pertama 2020, volume transaksi kopi tercatat hanya 117.016 lot turun sebanyak 33,39% dari capaian kuartal IV-2019 yakni 175.685 lot. Untuk volume transaksi olein baik 20 ton dan 10 ton tercatat 104.555 lot atau koreksi sebanyak 8% di kuartal I-2020, dibandingkan kuartal sebelumnya yang mencapai 113.655 lot. 

Baca Juga: Volume transaksi BBJ di sepanjang tahun 2019 melampaui target

Terdalam, yakni penurunan volume transaksi coklat yang merosot hingga 94,23% di kuartal I-2020. Angka tersebut anjlok dari capaian 108.303 lot menjadi 6.251 lot secara quarter on quarter (QoQ). 

Meskipun beberapa komoditas tercatat mengalami penurunan cukup dalam, Stephanus menilai ada sisi positif dari tekanan pasar keuangan yang terjadi saat ini. 

"Ada faktor positifnya yaitu, terjadi perubahan portfolio investasi ke perdagangan berjangka, karena melesunya perdagangan di capital market dan instrumen lainnya, ini terlihat pertumbuhan volume transaksi sepanjang kuartal pertama," tandasnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×