Reporter: Dian Sari Pertiwi | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sempat mencatatkan kinerja buruk dari awal 2018, saham-saham sektor consumer goods yang sudah turun 13,77% per Jumat (25/5) ini, masih punya prospek cerah hingga akhir tahun.
Tren rebound tampak dari catatan indeks saham consumer good dalam sepakan terakhir, di mana menunjukkan kenaikan 3,69%.
Senior Analis Paramitra Alfa Sekuritas William Siregar menilai, meskipun tak akan melonjak signifikan, sektor consumer memiliki kecenderungan naik hingga akhir tahun.
"Tidak akan terlalu siginifikan, tapi tetap menarik," kata William kepada KONTAN, Minggu (27/5).
Menurutnya, sektor konsumsi akan selalu meningkat di kuartal kedua (Q2), karena ada momentum libur lebaran yang akan mendongkrak konsumsi masyarakat. Ditambah lagi, sentimen tunjangan hari raya kepada pensiunan juga menjadi sentimen positif.
"Itu otomatis, target pertumbuhan ekonomi di Q2 akan meningkat, sejalan dengan meningkatnya sektor konsumsi. Apalagi sektor konsumsi sudah mengalami penurunan signifikan sejak awal tahun," jelasnya.
Merosotnya saham-saham consumer goods sejak awal 2018, dijelaskan William karena dampak nilai tukar dan potensi kenaikan suku bunga acuan Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau The Federal Reserve (The Fed), sehingga penurunan menjadi hal yang wajar.
Selain itu, pelemahan saham consumer good juga dipicu laporan ekonomi kuartal I-2018 yang berada di bawah ekspektasi pasar yakni hanya 5,06%. Diikuti tekanan modernisasi atau e-commerce.
"Sekarang masyarakat lebih memilih meninggalkan gaya belanja konvensional dan menggunakan internet," ungkapnya.
Namun, William optimistis setiap Q2, seharusnya sektor konsumsi akan terdongkrak. Apalagi tahun ini akan diadakan pemilu untuk kepala daerah (Pilkada).
"Pastinya, bukan hanya sektor konsumer (naik), sektor ritel juga akan terdongkrak. Kedua sektor ini, akan duluan (naik) kalau indikator ekonomi kita membaik, karena GDP kita masih didominasi sektor konsumsi," ujarnya.
Adapun beberapa saham consumer goods yang menjadi rekomendasi William hingga akhir tahun yakni, HMSP dengan target harga 4200. Dengan potensial upside yang masih lebar.
"Kalau konsumer lain seperti INDF, ICBP, MYOR, dan sebagainya, itu akan tetap menarik, tapi ruang potensial upside-nya sangat terbatas," tuturnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News