kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Belum Mampu Menembus US$ 30.000, Bitcoin dalam Tren Sideways


Senin, 08 Mei 2023 / 06:45 WIB
Belum Mampu Menembus US$ 30.000, Bitcoin dalam Tren Sideways


Reporter: Nur Qolbi | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Platform jual beli aset kripto Tokocrypto menyatakan, bitcoin saat ini sedang berada dalam tren sideways atau datar. Namun, kisaran harga resistance dan support-nya cukup tinggi sehingga terasa volatilitasnya.

Berdasarkan coinmarketcap.com per Minggu (7/5) pukul 19.30 WIB, harga bitcoin berada di US$ 28.924 atau turun 1,12% dalam sehari dan 1,03% dalam seminggu. Selama satu bulan terakhir, harga terendah bitcoin berada di US$ 27.070,85 dan tertinggi di US$ 31.005,61.

Trader External Tokocrypto Fyqieh Fachrur memprediksi, dalam jangka pendek, BTC masih akan terus bergerak pada area harga US$ 28.000-US$ 29.500.

Saat ini, tren belum menunjukan adanya potensi bullish karena bitcoin belum melewati harga resistance di level US$ 29.700 atau harga pembulatan secara psikologis sebesar US$ 30.000.

Baca Juga: Intip Rekomendasi Investasi Kripto untuk Pekan Ini

Menurutnya, kondisi makroekonomi atau pasar tengah menekan harga bitcoin. Sebagaimana diketahui, The Fed menaikkan suku bunga sebesar 25 bps dan berencana untuk mengurangi neracanya.

“Ini sebenarnya berita yang kurang baik karena The Fed berencana untuk dovish, tetapi di satu sisi terbuka untuk hawkish,” tutur Fyqieh saat dihubungi Kontan.co.id, Minggu (7/5).

Sentimen negatif juga datang dari saham bank regional Amerika Serikat (AS) PacWest Bancorp yang turun lebih dari 54% selama 12 jam setelah pengumuman kenaikan suku bunga The Fed.

Lalu, ada berita penambang bitcoin di AS yang akan dikenakan pajak oleh Presiden Joe Biden sebesar 30% pada tagihan listrik mereka.

Kemudian, Rusia yang diserang menggunakan drone oleh Ukraina juga membuat harga bitcoin kembali mengalami koreksi. Fyqieh melihat, investor maupun trader saat ini bersikap wait and see sambil menunggu konfirmasi breakout, apakah akan melanjutkan penurunan atau kenaikan.

Menurutnya, berita yang dapat menggerakan harga bitcoin kembali ke atas US$ 30.000 adalah runtuhnya bank di AS dan pemerintah AS mencetak dolar baru.

Ini akan berpengaruh kepada ketidakpercayaan investor saham bank maupun orang yang memegang dolar dalam jumlah banyak.

Baca Juga: Harga Bitcoin Hari Ini (4/5) Kembali Ke Level US$ 29.000, Apakah Saatnya Beli / Jual?

Dedollarisasi juga menjadi penopang harga bitcoin, sebab kepercayaan masyarakat terhadap bank dan pemerintah dapat memudar. Dalam kondisi ini, investor perlu mencari aset yang bisa menjaga nilai investasi mereka seperti emas atau bitcoin.

Fyqieh memprediksi, bitcoin akan bergerak di kisaran harga US$ 25.000 sampai US$ 27.000 pada akhir semester I 2023.

“Untuk menembus ke harga US$ 30.000 sangatlah sulit karena sering kali terjadinya fake breakout dan kembali di bawah US$ 30.000. Ini artinya banyak orang yang antre untuk melakukan penjualan di area harga US$ 30.000,” tutur Fyqieh.

Kemudian, bitcoin diprediksi bisa mencapai ke US$ 35.000 pada akhir tahun 2023 yang dimulai dengan kenaikan secara bulanan pada September hingga Desember 2023. Proyeksi ini berdasarkan pergerakan bitcoin pada bulan-bulan tersebut di tahun lalu.

Fyqieh mengingatkan, setiap waktu akan ada berita atau sentimen yang tidak terduga. Namun, dalam jangka menengah hingga halving terjadi, bitcoin tetap akan mengalami bullish. Pertengahan tahun ini mungkin hanya koreksi normal.

Untuk saat ini, ia menyarankan investor untuk mengambil sikap wait and see. Investor bitcoin bisa menilai volatilitas yang sideways dan cenderung jenuh.

Investor sebaiknya melakukan diversifikasi portofolio dengan menambahkan berbagai aset kripto. Hal ini dapat membantu mengurangi risiko dan memastikan bahwa portofolio tidak terlalu bergantung pada satu jenis aset saja.

Pertimbangkan juga untuk mengambil pendekatan jangka panjang dalam investasi. Pasar kripto terkenal dengan volatilitasnya sehingga bersiaplah untuk menghadapi fluktuasi harga jangka pendek dan jangan terlalu terpengaruh oleh pergerakan harian.

Baca Juga: Analis: Jika AS Gagal Bayar, Harga Bitcoin Bisa Melompat hampir 70%

Untuk investor jangka panjang bisa mulai menabung atau DCA (dollar cost averaging) dengan rutin hingga satu tahun ke depan setelah halving bitcoin. Ini merupakan sentimen yang sangat bagus. Kuncinya adalah konsisten untuk melakukan DCA dan tetap melakukan riset.

Tak jauh berbeda, CEO Triv Gabriel Rey memperkirakan, bitcoin akan turun kembali dalam jangka pendek. Pasalnya, chart money supply terus menurun akibat kenaikan suku bunga The Fed baru-baru ini yang sebesar 25 bps.

Di samping itu, belum ada peningkatan aktivitas dari retail walaupun harga bitcoin sempat naik. “Hal ini menunjukkan bahwa walaupun harga sudah naik tapi retail masih belum terlalu minat untuk masuk kembali ke kripto,” kata Gabriel.

Ia memprediksi, bitcoin akan bergerak dalam kisaran US$ 25.000-US$ 35.000 pada sisa semester 1 2023. Tren bullish pasar kripto baru akan terjadi tahun depan, tepatnya setelah bitcoin halving.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×