kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Beleid moneter bikin mata uang euro merosot


Senin, 19 Maret 2018 / 08:10 WIB
Beleid moneter bikin mata uang euro merosot


Reporter: Grace Olivia | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sepanjang pekan lalu, euro bergerak melemah di hadapan valuta utama dunia. Animo pasar terhadap euro surut setelah European Central Bank (ECB) mempertahankan kebijakan moneter sepanjang tahun ini.

Pada Jumat (16/3) lalu, pasangan EUR/USD melemah 0,12% ke 1,2290. Hal ini dipicu pernyataan dovish Gubernur ECB Mario Draghi. "Draghi optimistis perekonomian zona euro tumbuh baik tahun ini, tapi ia memandang stimulus masih harus diberikan untuk menaikkan inflasi," kata analis Global Kapital Investama Berjangka Alwi Asegaff.

Pasar sempat berekspektasi prospek ekonomi Eropa yang cerah bakal membuka peluang ECB mengurangi stimulus pada tahun ini. Di hadapan dollar AS, euro sempat menguat ke level tertinggi dalam tiga tahun terakhir, di atas 1,2500, pada Februari lalu.

Di sisi lain, pertemuan FOMC pada pekan ini menjadi sorotan utama pasar. Apalagi, probabilitas kenaikan suku bunga acuan The Federal Reserve sudah mencapai 90%.

Menurut Alwi, pasar menanti sinyal yang lebih hawkish dari pertemuan yang berlangsung delapan kali dalam setahun ini. Di tengah berbagai sentimen negatif pemerintahan Donald Trump selama beberapa pekan terakhir, isu FOMC masih mendominasi dan berpeluang mengerek kurs dollar AS.

Euro juga melemah di hadapan yen Jepang. Memanasnya isu politik di AS menyebabkan pasar memilih beralih ke yen, sebagai safe haven. Pada Jumat lalu, pasangan EUR/JPY menyusut 0,44% ke level 130,28.

Analis Monex InvestindoFutures Faisyal menilai, tren euro memang tengah turun. Sebab, ekspektasi pasar terhadap kemungkinan pengetatan moneter di Eropa semakin surut. Artinya, hingga tahun depan ECB hampir dapat dipastikan tidak akan mengerek suku bunga acuannya. "Bank sentral masih mengkhawatirkan inflasi yang terbilang rendah," ujar dia.

Apalagi, inflasi Eropa pada Februari lalu mencapai level terendah sejak Desember 2016, yaitu 1,1%. Sementara untuk menaikkan suku bunga, ECB mematok inflasi 2%.

Faisyal melihat, euro belum bertenaga di hadapan yen sepanjang pekan ini. Dia merekomendasikan jual EUR/JPY di rentang support antara 128,40–129,85 dan resistance antara 130,80–132,60.

Untuk Senin (19/3), Alwi juga merekomendasikan sell on strength bagi EUR/USD dengan support 1,2153–1,2260 dan resistance di antara 1,2383–1,2525.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×