kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Bekasi Fajar (BEST) menyiapkan Rp 600 miliar untuk ekspansi


Kamis, 31 Januari 2019 / 21:17 WIB
Bekasi Fajar (BEST) menyiapkan Rp 600 miliar untuk ekspansi


Reporter: Willem Kurniawan | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kawasan industri di Jabodetabek saat ini dikelola oleh beberapa pengembang. Di Barat Jakarta misalnya ada PT Modern Cikande Industrial Estate. Kemudian di wilayah timur ada PT Bekasi Fajar Industrial Estate Tbk (BEST), PT Kawasan Industri Jababeka Tbk (KIJA), PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA), dan PT Puradelta Lestari Tbk (DMAS).

Untuk tahun ini, salah satu pengembang, BEST masih akan fokus ekspansi dengan kawasan industri MM2100 yang dikembangkan. Hal ini mengingat semakin meningkatnya aksesibilitas kawasan tersebut seperti tol Jakarta-Cikampek. "BEST ada rencana buka kawasan industri baru. Alternatif kawasan industri yang menyasar tenaga kerja lebih murah," kata Seni, Investor Relations BEST, Kamis (31/1).

Seni bilang, saat ini BEST tengah menjajaki studi kelayakan dari beberapa opsi wilayah pengembangan baru di wilayah Jawa. Itu sebabnya, masih belum bisa diinfokan secara persis.

Untuk mendukung rencana ekspansi tersebut, perusahaan sektor properti ini menganggarkan belanja modal alias capital expenditure (capex) Rp 600 miliar dari internal dan eksternal untuk kawasan industri lama, ditambah untuk membuka kawasan industri baru sekitar 600 hektare.

Tahun lalu, BEST telah menjual kawasan seluas 35 ha, sehingga diklaim manajemen telah mencapai target. "Masih optimistis, target tahun ini 40 hektare steady growth. Sebagian besar dibeli oleh perusahaan logistik dan packaging, auto dari Jepang maupun Indonesia," kata Seni.

Untuk kinerja kuartal III-2018, pendapatan BEST turun 18,53% dari Rp 639,08 miliar menjadi Rp 520,62 miliar. Sedangkan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk turun 45,82% menjadi Rp 153,44 miliar dari tahun 2017 tercatat sebesar Rp 283,21 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×