Reporter: Dede Suprayitno | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Bursa Efek Indonesia (BEI) terus berupaya menggenjot minat masyarakat berinvestasi di pasar modal. BEI berencana mengusulkan kepada Kementerian Keuangan untuk menghapus pajak dividen saham pada program investor ritel di Yuk Nabung Saham.
Direktur Utama Tito Sulistio menyatakan potensi investor di segmen tersebut sangat besar. Dia mencontohkan untuk program Yuk Nabung Saham dengan investasi Rp 1 juta per bulan, memiliki potensi menarik.
Misalnya saja bila dalam setahun, investor tersebut memberikan investasinya setiap bulan. Bila dikalikan, maka hasilnya cukup besar.
"Kami usulkan pajaknya nol. Supaya orang jadi pengen Yuk Nabung Saham. Nanti, yang kecil-kecil pajak dividen-nya nol. Di Jepang begitu, yang kecil-kecil pajak dividen nol," ujar Tito di BEI, Kamis (6/4).
Dia juga membayangkan, bila ada orang yang menabung saham sekitar Rp 10 juta per bulan secara rutin akan memberikan pengaruh besar. Misalnya, dari 64 juta rumah tangga, 1 juta diantaranya saja yang menabung saham. Maka, potensinya bisa mencapai Rp 10 triliun setiap bulan.
"Maka saya usulkan pajak dividennya nol. Dalam jangka panjang bisa sejuta rumah tangga ikut. Sekarang ada 64 juta rumah tangga," ungkapnya.
Pihaknya menyatakan, saat ini sedang menyusun proposal pengajuan tersebut. Sebab, BEI memiliki tugas untuk mengembangkan market kapitalisasi.
BEI memiliki target untuk menembus Rp 6.500 triliun sampai akhir tahun 2017, dengan frekuensi perdagangan di atas 350.000 per hari. "Dengan likuiditas dan pasar yang besar, ini bisa membuat indeks naik," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News