Reporter: Yuliana Hema | Editor: Putri Werdiningsih
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bursa Efek Indonesia (BEI) menargetkan Rata-Rata Nilai Transaksi Harian (RNTH) mencapai Rp 13,5 triliun pada 2025. Asumsi itu dipasang dengan adanya pertumbuhan perusahaan pencatat dan penambahan investor.
Direktur Utama Bursa Efek Indonesia, Iman Rachman menjelaskan target RNTH itu meningkat dari target di 2024 sebesar Rp 12,25 triliun per hari. Per 18 Oktober 2024, RNTH bursa sudah mencapai Rp 12,94 triliun per saham.
Iman menyampaikan target tersebut ditetapkan dengan adanya tren penurunan inflasi dan suku bunga global. Terlebih The Fed sudah menurunkan suku bunga sebesar 50 basis points (bps), yang diharapkan akan terus berlanjut di 2025.
Baca Juga: 25 Calon Emiten Antri IPO di Pipeline BEI, Mayoritas Perusahaan Skala Besar
"Kedua terkait kebijakan ekonomi pemerintah baru yang memasang target GDP 8% yang secara historis dalam lima tahun terakhir GDP Indonesia di level 5%," jelasnya dalam konferensi pers, Rabu (23/10).
RNTH tersebut bisa tercapai dengan adanya peningkatan perusahaan tercatat alias emiten. BEI sendiri menargetkan akan ada 66 perusahaan yang bisa melakukan penawaran umum perdana saham atau Initial Public Offering (IPO).
Iman berharap dengan stabilitas ekonomi dan politik dalam negeri yang semakin terbentuk akan mendorong minat perusahaan untuk IPO di 2025. Dari sebelumnya, para perusahaan menahan diri selama periode pemilihan umum (pemilu) di 2024.
Baca Juga: Ini Perbedaan Intraday Short Selling (IDSS) dengan Reguler Short Selling
"Stabilitas ekonomi yang menjadi salah satu faktor perusahaan bersikap wait and see atas IPO di 2024, yang kami harapkan akan berdampak positif terhadap nilai IPO di tahun depan," kata dia.
BEI juga menargetkan ada tambahan 2 juta investor. Target ini masih sama dengan target di 2023. Iman berharap pada akhir 2025, jumlah investor pasar modal Indonesia bisa mencapai angka 16 juta Single Investor Identification (SID).
Terakhir, lanjut Iman, asumsi RNTH ini juga berdasarkan regresi linear dari tiga variabel signifikan, yaitu jumlah investor aktif, saham aktif dan nilai tukar rupiah atas dolar Amerika Serikat (AS).
Selanjutnya: Kurs Rupiah Jisdor Melemah 0,39% ke Rp 15.620 Per Dolar AS, Rabu (23/10)
Menarik Dibaca: Hujan Bisa Turun di Sini, Simak Prakiraan Cuaca Besok (24/10) di Jawa Barat
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News