kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.060   76,14   1,09%
  • KOMPAS100 1.056   15,95   1,53%
  • LQ45 830   13,44   1,65%
  • ISSI 214   1,34   0,63%
  • IDX30 424   7,62   1,83%
  • IDXHIDIV20 510   8,45   1,68%
  • IDX80 120   1,83   1,54%
  • IDXV30 125   0,72   0,58%
  • IDXQ30 141   2,32   1,67%

BEI Sudah Kantongi 30 Rencana IPO di Pipeline, Amankan 50% dari Target Tahun Ini


Senin, 01 Januari 2024 / 17:57 WIB
BEI Sudah Kantongi 30 Rencana IPO di Pipeline, Amankan 50% dari Target Tahun Ini
ILUSTRASI. BEI sudah mengantongi 30 rencana penawaran umum perdana saham alias Initial Public Offering (IPO). ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/tom.


Reporter: Yuliana Hema | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bursa Efek Indonesia (BEI) sudah mengantongi 30 rencana penawaran umum perdana saham alias Initial Public Offering (IPO). Ini sudah mencapai 50% dari target IPO BEI tahun ini. 

Jika tidak ada aral melintang, 30 calon emiten itu akan menggelar IPO pada 2024. Ada satu perusahaan yang sedang melakukan offering, yaitu PT Asri Karya Lestari Tbk (ASLI). 

Perusahaan infrastruktur itu telah memulai masa penawaran umum sejak 29 Desember 2023 dengan harga IPO Rp 100 per saham. Offering ASLI akan berakhir pada 3 Januari 2024. 

Melansir laman e-IPO, ada tujuh perusahaan dalam status book building yakni PT Manggung Polahraya Tbk (MANG), PT Citra Nusantara Gemilang Tbk (CGAS) dan PT Adhi Kartiko Pratama Tbk (NICE). 

Baca Juga: Prospek Cerah Pasar Saham, Momentum 2023 Melahirkan Momentum untuk 2024

Kemudian ada PT Sinergi Multi Lestarindo Tbk (SMLE), PT Multi Spunindo Jaya Tbk (MJSA), PT Griptha Putra Persada Tbk (GRPH) dan PT Samcro Hyosung Adilestari Tbk (ARCO). 

Direktur Penilaian Perusahaan Bursa Efek Indonesia I Gede Nyoman Yetna menyampaikan hingga akhir 2023, sudah ada 30 perusahaan dalam pipeline pencatatan saham perdana di Bursa. 

"Antrean IPO paling banyak berasal dari perusahaan dengan aset skala menengah. Ada dua dengan aset skala kecil atau asetnya di bawah Rp 50 miliar," jelas Nyoman akhir pekan lalu. 

Kemudian 19 perusahaan skala menengah dengan aset antara Rp 50 miliar–Rp 250 miliar. Dari perusahaan dengan aset skala besar dengan aset di atas Rp 250 hanya ada 9 perusahaan.

Lima perusahaan sektor konsumer non primer paling banyak tercatat dalam pipeline. Menyusul sektor industri dan teknologi dengan masing-masing 4 perusahaan.

Meski telah menembus 900 emiten, BEI akan terus meningkatkan jumlah perusahaan tercatat. Ini sejalan dengan roadmap pasar modal yang diusung Otoritas Jasa Keuangan. 

Baca Juga: Anomali Bursa Saham Indonesia

Iman Rachman, Direktur Utama Bursa Efek Indonesia menambahkan pihaknya terus berupaya untuk menjaring calon perusahaan tercatat. Ada beberapa cara yang secara konsisten dilakukan BEI. 

Dia bilang untuk meningkatkan kualitas calon perusahaan emiten, BEI telah melakukan penyesuaian penyesuaian Peraturan Nomor I-A pada tahun 2021 mengenai persyaratan keuangan dan kapitalisasi pasar. 

"Penyesuaian aturan ini diharapkan dapat lebih mengakomodasi berbagai jenis perusahaan," kata Iman.

Untuk 2024, BEI mencanangkan akan ada 62 perusahaan baru yang tercatat. Target itu hanya selisih satu emiten baru dari 61 perusahaan di 2023. 

Target itu tergolong konservatif karena di 2023 saja sudah ada 79 emiten baru. Pengamat Pasar Modal dari Universitas Indonesia (UI) Budi Frensidy menilai memang secara kuantitas bisa terlampaui, tetapi secara kualitas kurang.

"Targetnya tidak konservatif juga, tetapi ternyata dapat terlampaui secara kuantitas. Namun secara kualitas, kurang menggembirakan," ucap dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×