kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   -8.000   -0,52%
  • USD/IDR 15.791   -57,00   -0,36%
  • IDX 7.505   -68,76   -0,91%
  • KOMPAS100 1.157   -12,64   -1,08%
  • LQ45 913   -8,80   -0,96%
  • ISSI 228   -2,59   -1,12%
  • IDX30 469   -4,51   -0,95%
  • IDXHIDIV20 564   -3,86   -0,68%
  • IDX80 132   -1,34   -1,01%
  • IDXV30 139   -1,60   -1,13%
  • IDXQ30 156   -1,23   -0,78%

BEI sebut 27 calon emiten sudah antre untuk IPO


Rabu, 08 Mei 2019 / 20:33 WIB
BEI sebut 27 calon emiten sudah antre untuk IPO


Reporter: Yoliawan H | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatatkan perusahaan yang ingin mengantre untuk melakukan penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO) di tahun ini sudah sebanyak 27 calon emiten. Angka ini meningkat jika dibandingkan dengan data per 10 April 2019 yang baru sebanyak 21 calon emiten.

Sayangnya dari 27 calon emiten tersebut, hanya empat perusahaan yang menargetkan perolehan dana dari IPO di atas Rp 100 miliar. Mayoritas sisanya hanya membidik dana dalam nominal kecil. Bahkan ada perusahaan yang bidik dana sebesar Rp 10 miliar.

Adapun 4 emiten yang bidik dana paling besar adalah PT Bliss Properti Indonesia Tbk sebesar Rp 170 miliar, PT MNC Vision Networks Tbk sebesar Rp 231,2 miliar, PT Net Visi Media Tbk sebesar Rp 107,8 miliar dan PT Satyamitra Kemas Lestari Tbk sebesar Rp 130 miliar.

Menanggapi kondisi ini, Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Efek Indonesia (APEI), Octavianus Budiyanto mengatakan, kebanyakan IPO yang dilakukan saat ini karena alasan strategis, bukan hanya semata untuk mencari pendanaan di pasar modal.

“Mungkin semester II baru ada yang lebih besar setelah ada kepastian politik terutama hasil resmi pengumuman Pilpres,” ujar Okky sapaan akrabnya kepada Kontan.co.id, Rabu (8/5).

Menurutnya alasan strategis lebih karena keuntungan berlebih dari perusahaan yang sudah resmi tercatat di BEI seperti adanya pengawasan yang berlapis dari regulator hingga tata kelola perusahaan yang lebih baik.

Senada, Direktur Investa Saran Mandiri Hans Kwee mengatakan ada dua poin yang dapat diambil dari kondisi ini, pertama ini merupakan tanda bawah banyak perusahaan dengan size kecil yang ingin tercatat di BEI.

Kedua memang dari sisi tata kelola perusahaan dan kesempatan untuk tumbuh lebih baik jika sudah dekat dengan pasar modal.

“Selain itu, saat ini kondisi pertumbuhan ekonomi juga kurang begitu baik, sehingga kebutuhan perusahaan untuk ekspansi agak sedikit terhambat. Tahun politik juga membuat banyak perusahaan lebih menahan diri,” ujar Hans.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media


TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×