Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bursa Efek Indonesia (BEI) memasang target moderat untuk jumlah emiten yang bakal melantai di tahun ini. Harapannya jumlah perusahaan yang melakukan initial public offering (IPO) tahun ini minimum sama seperti tahun lalu yakni 57 perusahaan.
Direktur Penilaian BEI I Gede Nyoman Yetna mengungkapkan, sampai hari ini (20/3) sudah ada tujuh perusahaan yang resmi melantai di bursa. Total emiten yang mengajukan pipeline (rencana IPO) ke bursa untuk 2019 sebanyak 14 calon emiten.
Sebanyak lima calon emiten berasal dari sektor properti, real estate dan konstruksi bangunan, empat calon emiten dari perusahaan perdagangan, servis dan investasi, dua calon emiten dari infrastruktur, utilitas dan transportasi, sedangkan dari industri lain lain, barang konsumsi dan keuangan masing masing satu calon emiten.
Tahun ini, BEI menargetkan 75 pencatatan efek baru bakal masuk ke pasar modal. Jumlah tersebut sudah termasuk pencatatan saham obligasi dan berbagai bentuk Kontrak Investasi Kolektif (KIK).
Demi mencapai target tersebut, BEI sudah mengunjungi 37 underwriter hingga pekan lalu. Dengan begitu, harapannya komposisi terbesar pencatatan efek baru di 2019 bakal didominasi saham.
"Kita harapkan tentunya porsi terbesar saham, tidak kurang dari 57 pencapaian kita kemarin. Kalau mimpi kami, 75 (pencatatan) itu semuanya saham, tapi kita berikan ruang juga untuk efek efek lainnya," jelas Nyoman, Rabu (20/3).
Upaya yang akan dilakukan BEI demi mencapai target 75 listing di 2019, terbagi ke dalam lima pilar. Di mana, pilar pertama adalah go public branding yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran perusahaan di Tanah Air untuk melantai di bursa.
Pilar kedua, lewat institutional relations di mana BEI berupaya mengoptimalisasikan sinergi dengan berbagai institusi di Indonesia. Kerja sama institusional tersebut, dilakukan secara bertahap dan berkelanjutan agar dapat memudahkan perusahaan di Indonesia melakukan pendanaan melalui pasar modal.
"Kita sudah dan tengah berhubungan dengan sembilan instansi baik dari pajak, Bekraf, BKF dan kementerian terkait potensi kerjasama," ungkapnya.
Untuk pilar ketiga, high level approach yang merupakan langkah bursa untuk melakukan diskusi dan memberikan awareness kepada pemilik usaha di Indonesia untuk memperkenalkan pendanaan melalui pasar modal. Kegiatan tersebut akan dilakukan bersama Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Lembaga Profesi Penunjang Pasar Modal.
Selanjutnya ada stakeholder engagement, yang mana BEI akan mengajak seluruh karyawan SRO untuk dapat turut serta menyukseskan target 75 pencatatan baru di BEI sepanjang 2019.
"Melalui koneksi internal yang dimiliki oleh insan bursa yang berpotensi untuk mencari pendanaan melalui pasar modal," jelas Nyoman.
Pilar kelima adalah isuer incentives, di mana BEI intens melakukan pembicaraan dengan regulator lainnya terkait kemudahan kemudahan yang mungkin diberikan kepada calon emiten yang bakal melantai di bursa.
"Dari sisi pajak misalnya, kita sudah bertemu dengan Dirjen Pajak untuk membahas dan mengkaji soal insentif pajak. Nanti kita update," tandasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News