Reporter: Narita Indrastiti | Editor: Avanty Nurdiana
JAKARTA. Bursa Efek Indonesia (BEI) meminta PT Garda Tujuh Buana Tbk (GTBO) untuk segera melakukan paparan publik (public expose), sebelum BEI menentukan nasib GTBO. Hal ini terkait pembatalan kontrak yang dilakukan perusahaan Timur Tengah, Agrocom Ltd.
Hoesen, Direktur Penilaian Perusahaan BEI mengatakan, BEI telah mengirimkan tim untuk mengunjungi perusahaan GTBO. Dia mengatakan, tim itu akan memantau kegiatan bisnis perseroan ini. "Kami akan lihat kegiatan usahanya. Tetapi hasilnya belum diketahui," jelas dia, Jumat (23/8).
Menurut Hoesen, GTBO sudah mengakui pembatalan kontrak tersebut. Makanya, GTBO diminta segera melakukan pemaparan publik untuk memberikan penjelasan kepada pemegang saham. Sampai periode itu, Hoesen menegaskan belum akan mencabut suspensi saham GTBO.
Meski begitu, kata Hoesen, BEI belum akan memberikan sanksi lebih lanjut terhadap GTBO. Pihaknya masih menunggu telaah dari tim yang dikirim untuk memantau perusahaan tambang itu. "Setelah ada hasilnya dari kunjungan tim, baru akan diputuskan," ujar Hoesen.
Sebelumnya, Rinaldi, Sekretaris Perusahaan GTBO mengakui, pihaknya memang sudah melakukan dengar pendapat dengan BEI terkait masalah kontrak tersebut. "Kami juga akan menyelenggarakan paparan publik untuk menjelaskan ini pada 2 September mendatang," kata dia, belum lama ini. GTBO berharap suspensi sahamnya bisa dibuka.
Masalah ini bermula dari pembatalan kontrak jual beli 10 juta ton batubara antara GTBO dengan Agrocom Ltd pada April 2013 lalu. Pembatalan ini jelas berdampak besar karena nilai kontrak terbilang besar, yakni US$ 250 juta. Kontrak tersebut yang akan dibayarkan dalam tiga tahap. GTBO bahkan telah menerima pembayaran tahap I senilai Rp 711,15 miliar dari Agrocom. Kontrak pembelian ini mampu melambungkan kinerja GTBO sejak Juni 2012.
Dalam penjelasan kepada BEI sebelumnya, manajemen GTBO bilang, pembatalan kontrak tersebut merupakan permintaan Agrocom. Manajemen GTBO berdalih, Agrocom terpaksa membatalkan kontrak pembelian dari GTBO karena pasar batubara dunia sedang tidak kondusif. Namun BEI tidak percaya begitu saja. Saham GTBO pun disuspensi sejak 23 Mei 2013.
Pendapatan GTBO di semester I-2013 menukik menjadi Rp 84,14 miliar dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp 1,15 triliun. Sementara itu laba bersih turun 97,96% jadi Rp 19,16 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News