kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

BEI menaikkan target IPO menjadi 40 emiten


Sabtu, 13 Juli 2013 / 08:00 WIB
BEI menaikkan target IPO menjadi 40 emiten
ILUSTRASI. Rupiah di pasar spot ditutup menguat 0,28% ke level Rp 14.358 per dolar AS pada Rabu (9/2).


Reporter: Narita Indrastiti | Editor: Yuwono Triatmodjo

JAKARTA. Minat perusahaan untuk menjadi perusahaan terbuka semakin besar. Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat, sudah ada 24 emiten baru sepanjang tahun ini. Terakhir, PT Bank Maspion Tbk (BMAS) menjadi emiten yang ke-24.

Hoesen, Direktur Penilaian Perusahaan BEI mengatakan, sudah ada lima calon emiten yang mengajukan paparan publik mini (mini expose) untuk listing di semester II. Misalnya PT Grand Kartech, PT Sido Muncul, PT Arita Prima, PT Siloam Hospital, dan PT Kota Delta Mas. "Ada satu lagi calon emiten perbankan yang akan melakukan mini expose pekan depan," kata Hoesen di Jakarta, Jumat (12/7).

Jika melihat kondisi diatas, target BEI mencatatkan 30 emiten baru di tahun 2013 sudah tercapai. Oleh karena itu, Hoesen optimis emiten baru tahun ini bisa mencapai 40 perusahaan. "Kalau melihat yang sudah ada di pipe line, mungkin tahun ini 40 (emiten) bisa tercapai," terangnya.

Memang ada sejumlah nama lain yang disebut-sebut akan segera melantai di BEI. Misalnya saja, Blue Bird Group dan PT Wika Beton, anak usaha PT Wijaya Karya Tbk (WIKA). Namun, kedua perusahaan itu hingga kini masih belum mengajukan permohonan IPO ke BEI. Hoesen bilang, tahun ini belum ada perusahaan BUMN yang mengajukan IPO, selain PT Semen Baturaja Tbk (SMBR).

Meski banyak emiten baru, listing perusahaan itu tak sepenuhnya sesuai target. Kondisi pasar saham yang kurang kondusif membuat banyak calon emiten mengurangi agresifitas saat penawaran saham perdana. Salah satunya dialamiĀ  PT Cipaganti Citra Graha Tbk (CPGT).

CPGT Menurunkan jumlah saham yang dilepasnya dalam IPO. Dari rencana awal melepas 2 miliar saham setara 40% dari total saham perusahaan, CPGT akhirnya cuma menawarkan 361 juta saham setara 10% total saham perusahaan. Alhasil, dana IPO yang diperoleh CPGT cuma Rp 68 miliar, jauh berkurang dibandingkan rencana awal senilai Rp 300 miliar hingga Rp 440 miliar.

Catatan KONTAN, setidaknya ada lima emiten yang menurunkan jumlah saham yang dilepas ke publik (downsize). Selain CPGT, emiten yang melakukan downsize adalah PT Bank Mitraniaga Tbk (NAGA), PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG), PT Dharma Satya Nusantara Tbk (DSNG), dan PT Austindo Nusantara Jaya Tbk (ANJT). Bahkan, SRTG pun menurunkan kisaran harga IPO. Sementara ada dua emiten yang membatalkan niatnya untuk IPO tahun ini, yakni PT Bank Muamalat, dan PT Eka Sari Lorena Transportasi karena kondisi pasar yang tidak menentu.

Namun menurut Hoesen, kepercayaan investor di pasar modal Indonesia semakin membaik. Hal ini mendorong perusahaan mencari pendanaan dari pasar modal. Hoesen tidak menargetkan jumlah emisi yang bisa dicapai dari IPO tersebut. Tahun lalu, emiten yang berhasil listing di bursa mencapai mencapai 23 emiten dengan total emisi Rp 10,14 triliun. Sementara raihan dana dari 24 emiten baru tahun ini sudah mencapai Rp 12,78 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×