Reporter: Dede Suprayitno | Editor: Rizki Caturini
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bursa Efek Indonesia (BEI) masih optimistis terhadap iklim investasi tahun 2018. Meskipun The Federal Reserve (The Fed) mewacanakan akan menaikkan suku bunga acuan atawa Fed Fund Rate (FFR) sebanyak dua kali pada 2018.
Tito Sulistio, Direktur Utama BEI berpendapat, Presiden Amerika Serikat, Donald Trump masih memerlukan bunga yang rendah seperti saat ini untuk menumbuhkan industri di negeri tersebut.
"Karena ada dana US$ 9 triliun yang ingin diinvestasikan, kalau bunga naik maka akan turun (nilai investasinya). Saya kira akan naik maksimum satu kali," ujar Tito.
Selain itu, ke depan dia juga meyakini bahwa indeks harga saham gabungan akan terus bertumbuh. Hal itu terutama bila perusahaan tercatat bisa dikelola dengan baik.
Sebagai fasilitator, bursa juga menargetkan kapitalisasi pasar modal bisa berkembang. Tito membidik market cap bisa tembus Rp 10.000 triliun dalam dua tahun mendatang. "Itu adalah mimpi bursa efek untuk mengejar ketertinggalan," kata Tito.
Selain itu, BEI juga ingin menggenjot nilai transaksi harian dari sebelumnya sebesar Rp 7,5 triliun menjadi Rp 10 triliun di tahun ini. Hal ini bisa dilakukan di antaranya dengan memperbesar market, menambah jumlah efek, dan memiliki broker yang kuat.
Upaya peningkatan likuiditas perdagangan lainnya, di antaranya dengan mengubah aturan T+3 menjadi T+2. Selain itu juga mengembangkan sistem digitalisasi agar transaksi bisa naik signifikan. BEI juga sedang merumuskan aturan penjatahan saham initial public offering (IPO) untuk ritel. "Itu secara terstruktur, kami sudah punya petanya," tambahnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News