kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.794   1,00   0,01%
  • IDX 7.460   -19,91   -0,27%
  • KOMPAS100 1.153   -1,43   -0,12%
  • LQ45 914   0,41   0,05%
  • ISSI 225   -1,12   -0,49%
  • IDX30 472   0,95   0,20%
  • IDXHIDIV20 569   1,36   0,24%
  • IDX80 132   0,02   0,01%
  • IDXV30 140   0,92   0,66%
  • IDXQ30 157   0,24   0,16%

Begini strategi perusahaan batubara di tengah penurunan harga


Selasa, 11 Juni 2019 / 17:44 WIB
Begini strategi perusahaan batubara di tengah penurunan harga


Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga batubara terus melanjutkan tren penurunan hingga tengah tahun ini. Hingga Juni, harga si emas hitam ini yang tercermin dari Harga Batubara Acuan (HBA) berada di angka US$ 81,48 per ton. HBA terus menukik sejak September 2018 lalu tanpa pernah mencatatkan kenaikan bulanan. 

Senior Research Asia Tradepoint Futures Cahyo Dewanto mengatakan, harga rata-rata batubara secara trading economics pada Semester I tahun ini akan berada di angka US$ 74,66 per ton. "Sejak awal tahun harga batubara telah turun kurang lebih 25% dan terus menurun," katanya kepada Kontan.co.id, Selasa (11/6).

Head Of Corporate Communication Indika Energy (INDY) Leonardus Herwindo mengatakan, fluktuasi harga batubara berpengaruh terhadap kinerja PT Kideco Jaya Agung, anak usaha INDY dalam komoditas emas hitam ini. "Sebagian besar penjualan batubara Kideco sifatnya kontrak dengan waktu tertentu, harga jualnya akan mengikuti indeks harga batubara," katanya.

Hingga Kuartal I 2019, INDY mencatatkan penurunan laba yang cukup signifikan hingga 61% menjadi US$ 40,5 juta. Di periode sama tahun lalu, laba INDY tercatat sebesar US$ 103,8 juta. "Kinerja dalam hal pendapatan akan tergantung dari harga pasar," imbuh Leonardus.

Untuk mengantisipasi hal tersebut, tahun ini,  INDY akan meningkatkan porsi penjualan di pasar domestik lantaran untuk pasokan Domestic Market Obligation (DMO) votalitas harga tidak terlalu besar. Selain itu, INDY juga akan mengembangkan penjualan di luar pasar China guna mengimbangi fluktuasi yang besar pada harga pasar.

Leonardus bilang, ekspor batubara INDY mayoritas ditujukan ke China, sedangkan pasokan ke pasar domestik sebesar 25%. Adapun, pengembangan pasar ekspor yang akan disasar INDY adalah India dan juga negara-negara di ASEAN.

"Selain itu, yang kami lakukan saat ini adalah fokus pada efisiensi dan perbaikan proses secara berkesinambungan," terang Leonardus.

Direktur Keuangan PT ABM Investama Tbk (ABMM) Adrian Erlangga mengatakan, efisiensi menjadi faktor kunci untuk menyiasati tren penurunan harga batubara. Ia mengatakan, penurunan harga komoditas pasti akan memberikan dampak terhadap kinerja perusahaan-perusahaan batubara.

"Apalagi dalam enam bulan pertama tahun lalu harga batubara berada di puncak. Sedangkan enam bulan awal tahun ini sudah turun, sehingga jauh berbeda," kata Adrian.

Hanya saja, ia menyampaikan bahwa dampak dari kondisi tersebut akan tergantung pada kesiapan perusahaan dalam melakukan mitigasi resiko berupa efisiensi atau penurunan biaya dalam operasional. Namun, sambungnya, penurunan biaya tidak bisa dilakukan secepat penurunan harga yang diluar kendali perusahaan karena bergantung pada kondisi pasar.

"Jadi perlu waktu untuk menyesuaikan, karenanya setiap perusahaan tambang pasti akan terdampak dengan skala problem yang berbeda karena setiap kalori mengalami fluktuasi harga yang berbeda," terang Adrian.

Terlebih, kata Adrian, dampak dari penurunan harga ini akan lebih terasa terhadap perusahaan yang hanya mememiliki tambang. Kondisi itu berbeda dengan perusahaan yang memiliki diversifkasi bisnis atau rantai penambangan dan penjualan batubara.

"Kalau hanya memiliki tambang, semua cost harus dikeluarkan, jadi lebih terbebani dan sulit melakukan penyesuaian," ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×