Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Yudho Winarto
Hasil ini seiring dengan peningkatan operasional tenant Java Integrated Industrial Port Estate (JIIPE) yang mendorong permintaan pada utilitas seperti listrik, air dan lainnya. Secara total, pendapatan dari segmen kawasan industri meningkat 10% mencapai Rp 673 miliar.
Baca Juga: Saham AKRA Dibeli Lagi oleh Pengendali, Simak Prospek Kinerjanya
Sedangkan pendapatan dari Kawasan Pelabuhan JIIPE sebesar Rp 174 miliar dan menghasilkan kontribusi bagi laba AKRA sebesar Rp 31 miliar.
"Dengan melihat negosiasi yang kami terima selama semester I-2024, kami berekspektasi pemesanan dan penjualan lahan akan semakin membaik di semester kedua tahun ini," terang Haryanto dalam keterangan tertulis yang disiarkan Kamis (25/7).
Secara terpisah, Direktur & Corporate Secretary AKR Corporindo Suresh Vembu memperkirakan AKRA bakal mencapai kinerja yang lebih kuat pada semester II-2024.
Faktor pendorongnya adalah kondisi cuaca yang lebih baik, meningkatnya aktivitas pertambangan serta perkiraan kondisi perekonomian yang lebih kuat sehingga mendorong permintaan bahan kimia dan BBM.
AKRA juga mengandalkan JIIPE untuk dapat membukukan nilai penjualan tanah yang lebih besar. AKRA menggenjot pendapatan dari utilitas dan pelabuhan yang diperkirakan akan lebih tinggi karena banyak industri, termasuk pabrik peleburan tembaga telah memulai kegiatan produksi.
Baca Juga: Simak Jadwal Pembagian Dividen Final AKR Corporindo (AKRA) Senilai Rp 986,85 Miliar
Dus, dengan berbagai faktor tersebut AKRA optimistis bisa mencapai pertumbuhan laba dengan level double digits.
"Kami berharap perusahaan dapat memenuhi target anggaran pertumbuhan laba bersih dan pendapatan untuk setahun penuh 2024," ungkap Suresh kepada Kontan.co.id, Kamis (25/7).
Guna mencapai target tersebut, AKRA mengalokasikan belanja modal (capex) sekitar Rp 600 miliar hingga Rp 700 miliar. Terutama akan dipakai untuk petroleum storage, terminal kimia di Sulawesi dan di pelabuhan JIIPE.