Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 45,31 poin atau 0,69% ke level 6.538,51 pada perdagangan Jumat (3/12).
Analis Pilarmas Investindo, Okie Setya Ardiastama menilai, faktor yang memberatkan IHSG pada akhir pekan lalu adalah sentimen negatif varian baru virus corona yang memberikan kekhawatiran pada pelaku pasar saham global.
Untuk Senin (6/12), Okie memproyeksikan, IHSG masih akan melanjutkan pelemahan. Dia memperkirakan, IHSG akan bergerak dengan support di level 6.483 dan resistance pada level 6.616.
Menurutnya, sepekan ini investor masih fokus pada rilis data consumer confidence dan juga realisasi pemulihan ekonomi nasional (PEN). "Selain itu masih minim sentimen," ujarnya kepada Kontan.co.id, Jumat (3/12).
Baca Juga: IHSG melemah 0,35% dalam sepekan, nilai transaksi harian BEI terkerek 5,75%
Analis Phintraco Sekuritas Valdy Kurniawan melihat, indeks-indeks Wall Street mengakhiri pekan lalu dengan pelemahan di perdagangan Jumat (3/12). Pelemahan tersebut dipicu oleh laporan awal yang menunjukan bahwa varian omicron lebih menular dari varian delta dan telah ditemukan di 38 negara. Kekhawatiran terhadap varian baru Covid-19 berpengaruh pada penurunan U.S. Non Farm Payrolls ke level 210.000 di November 2021 dari 546.000 di Oktober 2021.
Memperoleh sentimen negatif eksternal, IHSG diperkirakan cenderung melemah menguji level psikologis 6.500 pada Senin (6/12). Adapun support dan resistance di level 6.450 dan 6.630. Sementara untuk sepekan ke depan, IHSG diperkirakan bergerak fluktuatif dalam rentang 6.450-6.630.
"Serupa dengan investor global, pelaku pasar di Indonesia juga dipengaruhi oleh kekhawatiran lonjakan kasus Covid-19 dan potensi pengetatan kebijakan moneter yang lebih agresif oleh the Fed ditengah peningkatan risiko global supply chain disruption," tulis Valdy dalam risetnya.
Dari dalam negeri, pemerintah didorong untuk memperpanjang pemberian insentif pajak pertambahan nilai (PPN) untuk sektor properti dan otomotif hingga tahun 2022. Insentif ini salah satunya bertujuan untuk mempertahankan tren pemulihan aktivitas ekonomi.
Baca Juga: Dibayangi Omicron, simak proyeksi IHSG pada tahun 2022
Sementara analis Artha Sekuritas, Dennies Christoper Jordan melihat secara teknikal pelemahan sudah cukup terbatas dan bertahan di support MA 50. Indikator stochastic berada di area oversold sehingga ada indikasi peluang untuk rebound dalam jangka pendek.
"Pergerakan masih dibayangi kekhawatiran akan penyebaran Covid-19 varian omicron serta dampak kedepan terhadap perekonomian," tulisnya dalam riset.
Dia memperkirakan IHSG akan bergerak dengan support 1 di 6.516 dan resistance 1 di 6.580. Lalu, support 2 pada 6.494 dan resistance 2 pada 6.622.
Untuk Senin (6/12), Dennies merekomendasikan pelaku pasar untuk mengamati saham-saham DMAS, MIKA, dan TOWR.
Sedangkan, Valdy menyarankan pelaku pasar dapat mencermati beberapa emiten pada sektor yang berpotensi memperoleh katalis positif dari perpanjangan insentif pajak, diantaranya CTRA, SMRA, BSDE dan ASII.
"Saham-saham bank, terutama bank berkapitalisasi besar, yaitu BBCA, BBRI, BBNI dan BMRI juga dapat diperhatikan," imbuh Valdy.
Baca Juga: IHSG bearish, ini saham-saham yang banyak dijual asing selama sepekan ini
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News