kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45902,43   -6,11   -0.67%
  • EMAS1.358.000 -0,37%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Begini Proyeksi dan Rekomendasi Saham Emiten E-Commerce Jelang Akhir Tahun


Rabu, 11 Oktober 2023 / 08:33 WIB
Begini Proyeksi dan Rekomendasi Saham Emiten E-Commerce Jelang Akhir Tahun
ILUSTRASI. Proyeksi dan rekomendasi saham emiten e-commerce yang sedang genjot kinerja hingga tutup tahun.


Reporter: Yuliana Hema | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Para emiten e-commerce tengah berlomba untuk bisa mencetak kinerja yang positif hingga akhir tahun 2023. Paling minimal, perusahaan e-commerce bisa mencatatkan adjusted EBITDA positif.

Di antara emiten e-commerce yang di Bursa Efek Indonesia, PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) yang paling gamblang mematok target kinerja sepanjang 2023 ini.

BUKA mengincar bisa mencetak pendapatan di kisaran Rp 4,24 triliun–Rp 4,75 triliun. Hingga semester I-2023, Bukalapak telah mengantongi pendapatan sebesar Rp 2,18 triliun.

Artinya Bukalapak sudah mengamankan dari 45,89% target yang ditetapkan. BUKA juga optimistis dapat mencapai keuntungan pada akhir 2022 dengan acuan adjusted EBITDA.

AVP of Media and Communication Bukalapak AVP of Media and Communication Fairuza Ahmad Iqbal menuturkan saat ini pihaknya sedang fokus pada pertumbuhan BUKA dan entitas anak usaha.

Baca Juga: TikTok Dilarang Berjualan, Bagaimana Efeknya ke GOTO, BUKA dan BELI?

Caranya dengan mendorong Mitra Bukalapak untuk memperluas variasi produk dan layanan. Menurunnya Jika para Mitra Bukalapak berhasil tumbuh, maka bisnis BUKA juga ikut bertumbuh.

"Kami akan mempertahankan dan meningkatkan kinerja perusahaan untuk menuju profitabilitas yang berkelanjutan," kata Fairuz kepada KONTAN akhir pekan lalu.

Kebanyakan perusahaan teknologi masih menggunakan adjusted EBITDA sebagai acuan. Seperti PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) mengincar EBITDA yang disesuaikan positif pada kuartal IV-2023.

Pada kuartal kedua 2023, GOTO mencatatkan perbaikan EBITDA yang disesuaikan sebesar 72% secara tahunan menjadi minus Rp 1,2 triliun.

Patrick Walujo, Direktur Utama Grup GoTo mengatakan saat ini GOTO berada pada jalur yang tepat untuk mencapai EBITDA yang disesuaikan positif pada tahun ini.

Dia menjelaskan untuk bisa mencapai target tersebut GOTO akan terus berjalan dengan mempertahankan kedisiplinan pengelolaan beban usaha.

Sedangkan perusahaan besutan Grup Djarum, PT Global Digital Niaga Tbk (BELI) alias Blibli masih tertutup akan target kinerja. BELI hanya ingin kinerja keuangan terus mengalami pertumbuhan.

Ronald Winardi, Chief Financial Officer Blibli menjelaskan di sisa tahun ini, BELI akan terus mengoptimalkan bauran dari TPV BELI sehingga dapat menghasilkan laba kotor yang lebih tinggi.

Baca Juga: Ada 70 Perusahaan Baru Melantai di Bursa Tahun Ini

Dalam efisiensi biaya juga akan melakukan perbaikan, baik dari fixed cost maupun variable cost. Blibli juga akan mengoptimalkan ekosistem yang dimiliki.

"Dengan mengoptimalkan kekuatan ekosistem, kami dapat menekan biaya pemasaran. Ini yang kami harapkan di kuartal III dan Kuartal IV," jelasnya.

Blibli juga akan fokus di bisnis inti alias core business dengan cara divestasi aset non inti. Teranyar, BELI telah melepas kepemilikan sahamnya di PT Polinasi Iddea Investama atau Halodoc

Namun dalam waktu dekat ini, BELI belum memiliki rencana divestasi lain. BELI juga tidak menutup kemungkinan pada peluang akuisisi asal bisa mempercepat langkah Blibli menuju target yang dicapai.

Sentimen Positif

Saat ini para emiten e-commerce sedang mendapatkan angin segar dari penutupan TikTok Shop. Pasal kehadiran TikTok Shop cukup mengganggu pangsa pasar di industri e-commerce.

Penutupan TikTok Shop merupakan tindak lanjut atas Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 31 Tahun 2023. Secara umum beleid ini, mengatur tentang berbagai proses perdagangan elektronik.

Tim Riset JP Morgan menilai Permendag 31/2023 tentang social commerce menjadi menjadi hal yang positif bagi pemain lama. Ini juga akan meningkatkan dinamika persaingan e-commerce.

 

JP Morgan menilai jalan jalan perusahaan e-commerce menuju profitabilitas akan semakin lebih jelas sebab para emiten bisa mengurangi biaya promosi sehingga bisa fokus mengejar profitabilitas.

Senior Research Analyst Reliance Sekuritas Lukman Hakim menjelaskan penghentian TikTok Shop ini akan menjadi katalis bagi industri e-commerce karena ada potensi perpindahan pangsa pasar.

"Pangsa pasar dari TikTok Shop akan berpindah ke emiten e-commerce. Pasalnya, pangsa pasar TikTok diperkirakan akan mendekati Tokopedia di 2023," jelasnya.

Adapun ketiga emiten e-commerce, Lukman merekomendasikan speculative buy GOTO dengan target harga di Rp 94. Hingga akhir perdagangan Selasa (10/10), GOTO parkir di level Rp 84.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×