Reporter: Intan Nirmala Sari | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja industri reksadana diharapkan ikut membaik sejalan dengan perekonomian dalam negeri. Berkaca pada perkembangan sentimen yang mungkin terjadi di semester II-2020, reksadana pendapatan tetap dan reksadana pasar uang diyakini masih akan mencatatkan kinerja positif.
Direktur Panin Asset Management Rudiyanto mengatakan, prospek industri reksadana berpotensi lebih baik hingga akhir 2020. Bahkan, dia memprediksi kinerja reksadana pendapatan tetap bisa lebih agresif di paruh kedua, disusul reksadana pasar pasar uang.
"Pasar uang akan positif karena isinya deposito dan obligasi jangka pendek, meskipun ke depan return-nya akan kecil karena tren suku bunga rendah. Sedangkan pendapatan tetap akan diuntungkan lewat tren suku bunga dan relaksasi perbankan," kata dia, Kamis (2/7).
Baca Juga: Prospek industri reksadana bergantung pada sentimen Covid-19
Sedangkan untuk reksadana saham dan reksadana campuran, Rudiyanto meyakini ada perbaikan kinerja sejalan dengan seiring dengan dibukanya kembali aktivitas ekonomi.
Bahkan, Rudiyanto optimistis, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bisa berada di rentang 5.500 hingga 6.000 di akhir 2020. Hal itu tentu dapat mengerek kinerja reksadana berbasis saham.
Adapun beberapa sentimen yang mempengaruhi kinerja industri di sisa tahun ini. Pertama, dampak dibukanya kembali aktivitas ekonomi. Apalagi jika aktivitas sekolah kembali dibuka, potensi untuk mendorong pertumbuhan ekonomi bisa lebih besar.
Kedua, sentimen penanganan dan persebaran Covid-19 bakal jadi perhatian pelaku pasar, khususnya terkait jumlah kasus dan progres vaksin. Ketiga potensi kembali masuknya asing ke pasar keuangan Indonesia seiring perbaikan ekonomi.
"Sentimen terakhir yang juga jadi sorotan yakni kondisi ekonomi seiring dengan pemilihan presiden Amerika Serikat (AS) di 3 November 2020 mendatang," tandasnya.
Rudiyanto juga terus mengingatkan kepada investor untuk terus melakukan diversifikasi produk. Hal tersebut juga berlaku bagi investor agresif yang cenderung lebih banyak melirik aset-aset berisiko tinggi.
Berdasarkan data Infovesta Utama, kinerja reksadana saham yang tercermin dalam Infovesta 90 Equity Fund Index mencatatkan kinerja terburuk setelah minus 22,12% dalam enam bulan pertama 2020. Kinerja reksadana saham sebenarnya sejalan dengan IHSG yang juga turun 22,13% di periode tersebut.
Baca Juga: Tren kinerja reksadana lesu diprediksi berlanjut hingga akhir tahun
Kinerja negatif juga diperlihatkan reksadana campuran. Pada periode Januari-Juni 2020, kinerja Infovesta 90 Balanced Fund Index -11,34%.
Sebaliknya, kinerja reksadana pasar uang menjadi reksadana dengan kinerja terbaik setelah naik 2,42%. Posisi berikutnya isi oleh reksadana pendapatan tetap yang tercermin dalam Infovesta 90 Fixed Income Fund Index yang naik 2,41%.
Kinerja ciamik reksadana berbasis obligasi ini didukung oleh kenaikan indeks obligasi korporasi yang melesat 2,47% dalam enam bulan terakhir. Hal yang sama juga terjadi pada obligasi korporasi yang tumbuh 2,04%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News