Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kenaikan inflasi di negara maju berpotensi melemahkan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Meski begitu, pelemahan berpotensi terbatas karena sokongan aliran dana asing yang masuk ke pasar modal dalam negeri.
Analis Monex Investindo Futures Faisyal memproyeksikan rupiah hari ini akan bergerak di Rp 14.310 per dolar AS-Rp 14.415 per dolar AS. Sedangkan, Senior Economist Samuel Sekuritas Fikri C. Permana memproyeksikan rupiah akan bergerak di rentang Rp 14.320 per dolar AS-Rp 14.420 per dolar AS.
Faisyal memproyeksikan pelaku pasar akan mewaspadai kenaikan inflasi yang terjadi di Amerika Serikat (AS) dan Inggris. Rabu (13/4), indeks harga konsumen (CPI) AS naik ke 8,5% secara tahunan di periode Maret. Angka tersebut merupakan level tertinggi sejak akhir 1981.
Baca Juga: Dana Asing Mengalir Deras ke Bursa, Tetap Waspadai Risiko Pembalikan Arus
Dampaknya, rupiah cenderung akan melemah pada perdagangan Kamis (14/4). Apalagi, perkembangan konflik Rusia-Ukraina semakin memburuk.
Fikri mengatakan rilis data inflasi negara maju yang tinggi menimbulkan risiko dan meningkatkan level credit default swap (CDS). Tentunya faktor tersebut akan memberatkan rupiah untuk menguat.
Baca Juga: IHSG Rekor Diiringi Net Buy Asing Jumbo pada Rabu (13/4)
Namun, Fikri memproyeksikan pelemahan rupiah tidak akan signifikan. Di sisi lain, fundamental ekonomi Indonesia solid dengan neraca dagang yang surplus. Rupiah juga masih bisa disokong dari aliran dana asing yang masih masuk ke pasar modal dalam negeri.
Kurs rupiah Jisdor menguat tipis 0,03% ke Rp 14.359 per dolar AS pada perdagangan Rabu (13/4). Di pasar spot, rupiah menguat tipis 0,02% ke Rp 14.363 per dolar AS.
Baca Juga: Kompak, Rupiah Jisdor Menguat 0,03% ke Rp 14.359 Per Dolar AS Pada Rabu (13/4)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News