kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.921   9,00   0,06%
  • IDX 7.199   58,54   0,82%
  • KOMPAS100 1.106   11,37   1,04%
  • LQ45 878   11,64   1,34%
  • ISSI 221   1,06   0,48%
  • IDX30 449   6,23   1,41%
  • IDXHIDIV20 540   5,82   1,09%
  • IDX80 127   1,42   1,13%
  • IDXV30 134   0,44   0,33%
  • IDXQ30 149   1,71   1,16%

Begini kemajuan sejumlah proyek prestisius milik Bukit Asam (PTBA)


Minggu, 02 Mei 2021 / 16:42 WIB
Begini kemajuan sejumlah proyek prestisius milik Bukit Asam (PTBA)
ILUSTRASI. Suasana penambangan batubara menggunakan bucket wheel escavator di lokasi penambangan batubara PT. Bukit Asam (PTBA) KONTAN/Hendra Suhara


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah proyek hilirisasi batubara miliki PT Bukit Asam Tbk (PTBA) masih terus bergulir. Proyek pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) Mulut Tambang Sumsel 8 misalnya, kemajuannya sudah mencapai 75,6%.

Direktur Utama Bukit Asam, Suryo Eko Hadianto menyebut, proyek prestisius senilai US$ 1,6 miliar ini direncanakan akan beroperasi pada Maret 2022. Nantinya, PLTU yang merupakan bagian dari program listrik 35.000 megawatt (MW) ini akan menyerap sekitar 5,4 juta ton batuabara produksi PTBA.

Emiten pelat merah ini juga berencana menggarap proyek pengembangan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) di lahan pasca tambang milik perusahaan yang berada di Ombilin, Sumatera Barat, dan Tanjung Enim, Sumatera Selatan. Masing-masing lahan bekas tambang akan terpasang PLTS dengan kapasitas mencapai 200 MW. Saat ini PLTS sedang dalam tahap pembahasan dengan PLN untuk bisa menjadi independent power producer (IPP).

Baca Juga: Sariguna Primatirta (CLEO) catat pertumbuhan laba pada kuartal I

Suryo mengaku, salah satu alasan dipilihnya segmen PLTS adalah PTBA sudah memiliki lahan bekas tambang yang bisa dimanfaatkan, Tentu hal ini bisa mengurangi biaya lahan karena PLTS membutuhkan lahan yang cukup luas.

“Area bekas tambang ini harus optimal manfaatnya, karena biaya pembebasan lahan cukup mahal bagi perusahaan lain yang ingin masuk ke segmen PLTS. Namun, tidak ada cost lahan bagi PTBA. Ini salah satu strategi kenapa PLTS yang dipilih,” terang Suryo, Jumat (29/4).

Pembangunan PLTS ini akan dilakukan bertahap. Namun, PTBA menegaskan, kapasitas total nantinya akan mencapai 200 MW.

Proyek gasifikasi yang mengubah batubara menjadi dimethyl ether (DME) juga masih bergulir. Cooperation agreement antara PTBA, PT Pertamina, dan Air Products Chemical Inc juga sudah ditandatangani pada 11 Februari 2021 dan saat ini para pihak sedang dalam proses penyelesaian agreement yang lain. Nantinya, proyek ini akan membantu pemerintah dalam mengurangi impor liquefied petroleum gas (LPG).

Baca Juga: Kinerja Bukit Asam (PTBA) turun di kuartal I-2021

Emiten yang berbasis di Sumatera Selatan ini mengalokasikan belanja modal atau capital expenditure (capex) senilai Rp 3,8 triliun tahun ini. Capex ini lebih tinggi dari serapan capex tahun lalu yang hanya Rp1,3 triliun. Per kuartal pertama 2021, PTBA telah menyerap Rp 490 miliar capex.

“Serapan capex sekitar Rp 490 miliar, lebih tinggi 20% dari serapan tahun lalu. Ini  menunjukkan komitmen Perseroan untuk meningkatkan performa tahun 2021,” pungkas Suryo.

Selanjutnya: Solusi Bangun Indonesia (SMCB) jual 3,15 juta ton semen pada kuartal I

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×