Sumber: Kompas.com | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nilai valuasi mata uang kripto (cryptocurrency) mendadak mengalami "kebakaran" selama beberapa pekan terakhir. Bitcoin yang mulanya stabil, pada Rabu pekan lalu sempat anjlok 30 persen atau sebesar 30.000 dollar AS (sekitar Rp 431 juta) hanya dalam satu hari.
Menanggapi situasi ini, co-creator Ethereum Vitalik Buterin angkat bicara. Pria berusia 27 tahun itu menjelaskan saat ini mata uang kripto (cryptocurrency) tengah berada di fase bubble. Meski demikian, ia sendiri mengaku kesulitan dalam memprediksi kapan fase bubble ini akan pecah.
Buterin mengatakan jika hal ini dapat terjadi kapan saja. "Bisa saja fase ini sudah berakhir, atau mungkin baru akan terjadi pada beberapa bulan dari sekarang," tutur Buterin dalam sebuah wawancara dengan CNN Business.
Baca Juga: Harga Bitcoin anjlok, berikut rekomendasi aset kripto pekan ini
Ethereum ikut terimbas terjun bebasnya harga cryptocurrency pekan lalu. Harga Ethereum sempat turun di bawah angka 1.900 dollar AS (sekitar Rp 27,2 juta). Terima kasih telah membaca Kompas.com. Dapatkan informasi, inspirasi dan insight di email kamu. Daftarkan email Ethereum sempat kembali naik ke harga 2.700 dollar AS (sekitar Rp 38,7 juta) pada Kamis pagi.
Namun, jumlah tersebut masih jauh jika dibandingkan dengan harga tertinggi Ethereum yang sempat memuncak pada angka 4.384 dollar AS (sekitar Rp 62,9 juta). Nilai kekayaan Buterin pun terdampak.
Programmer keturunan Rusia-Kanada ini sempat bertatus "miliarder" dengan harta senilai 1,1 miliar dollar AS (sekitar Rp 15,8 miliar), tapi angkanya merosot menjadi 879 juta dollar AS (sekitar Rp 12,6 miliar) dalam satu hari, Buterin mengakui bahwa mata uang kripto saat ini masih rentan terhadap fluktuasi besar yang dipicu oleh kejadian-kejadian tertentu, serta masih butuh waktu agar bisa "kebal" dari faktor-faktor tersebut.