kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45905,72   -0,58   -0.06%
  • EMAS1.318.000 0,61%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Begini ikhtiar Intraco Penta (INTA) tekan rugi bersih pada tahun ini


Rabu, 30 Juni 2021 / 18:58 WIB
Begini ikhtiar Intraco Penta (INTA) tekan rugi bersih pada tahun ini
ILUSTRASI. Alat berat yang didistribusikan PT Intraco Penta Tbk (INTA),Dok. INTA


Reporter: Muhammad Julian | Editor: Handoyo .

Rugi bersih yang membengkak tersebut didapat seiring dengan pendapatan perusahaan yang menurun 65,30% secara tahunan dari semula Rp 1,96 triliun di tahun 2019 menjadi Rp 681,10 miliar di tahun 2020. Kondisi-kondisi ini, dalam catatan INTA, tidak terlepas dari kondisi pandemi yang mengganggu jalannya dunia usaha khususnya di industri alat berat & pembiayaan.

Di tahun 2021, INTA lebih optimistis dalam memandang prospek bisnis. Tidak tanggung-tanggung, INTA tahun ini menargetkan pertumbuhan top line 10%-15% dibanding realisasi tahun lalu.

Optimisme ini berdasar pada sejumlah hal termasuk di antaranya kondisi permintaan alat berat yang membaik seiring membaiknya harga berbagai komoditas seperti misalnya batubara. Asal tahu, saat ini sektor pertambangan berbagai komoditas seperti batubara, nikel,  emas,dan bauksit memang memiliki kontribusi paling besar dalam bisnis alat berat/alat konstruksi dan pendukung INTA.

“Harga komoditas sangat impact terhadap penjualan alat berat. Dengan kenaikan harga batubara di atas 100 dolar saja itu sudah menaikkan permintaan luar biasa,” ujar Direktur INTA, Eddy Rodianto pada sesi acara yang sama.

 

Permintaan alat berat yang mendaki juga  dijumpai pada sektor non tambang. TMenurut catatan INTA, permintaan alat berat di luar sektor tambang pada kuartal I 2021 tumbuh sebesar 40%-43% dibanding periode sama tahun lalu. Sejalan dengan hal ini, INTA berstrategi memacu diversifikasi usaha alat berat ke sektor non tambang seperti konstruksi, pertanian, kehutanan, dan lain-lain pada tahun ini.

Di sisi lain, INTA juga berpotensi mengantongi pendapatan dari penjualan listrik ke PT Perusahaan Listrik Negara (PLN). Pada 27 Juli 2020 lalu, PLTU berkapasitas 2x100 MW perusahaan yang berlokasi di Bengkulu sudah mencapai Commercial Operation Date (COD) setelah melewati beberapa tahapan testing.

Dengan perjanjian jual beli tenaga listrik (PJBTL) yang disepakati dengan pihak PLN, INTA bisa melakukan penjualan listrik kepada PLN selama 25 tahun. Di tahun 2021 sendiri, berdasarkan simulasi perhitungan sistem take or pay yang ada, penjualan listrik PLTU Bengkulu berkapasitas  2x100 MW itu ditaksir bakal menyumbang pendapatan kurang lebih US$ 70 juta pada tahun ini.

Selanjutnya: Intraco Penta (INTA) bidik pertumbuhan penjualan 10%-15% di 2021

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×