kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,91   8,27   0.89%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Begini Dampak Buyback Saham Terhadap Kinerja Indocement (INTP)


Selasa, 25 Oktober 2022 / 11:02 WIB
Begini Dampak Buyback Saham Terhadap Kinerja Indocement (INTP)
ILUSTRASI. PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) saat ini tengah melakukan program pembelian kembali alias buyback saham.


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) saat ini tengah melakukan program pembelian kembali alias buyback saham dengan anggaran hingga Rp 3 triliun, yang akan dilakukan hingga 6 Desember 2022 mendatang.

Buyback ini dilakukan guna meredam fluktuasi saham. 
 
Analis Samuel Sekuritas Indonesia Yosua Zisokhi mengatakan, sebelum memutuskan untuk melakukan buyback saham, INTP memiliki kas hingga Rp 7 triliun yang sejatinya dapat digunakan untuk memperkuat kinerja dalam jangka panjang.

Perusahaan semen lainnya, yakni PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) akan berekspansi dengan cara mengakuisisi PT Semen Baturaja Tbk (SMBR), yang dapat menambah kapasitas produksi SMGR sebesar 3,9 juta  ton menjadi 56,5 juta ton. 

Baca Juga: Kuartal III 2022, Indocement (INTP) Catat Penjualan Semen Sebanyak 12 Juta Ton

Terlepas dari fakta bahwa SMGR dan SMBR sama-sama berstatus Badan Usaha Milik Negara (BUMN), namun langkah yang akan dilakukan SMGR terbilang tepat guna mempercepat konsolidasi di pasar semen nasional yang mengalami over supply, serta memastikan pangsa pasar jangka panjang.

Pada delapan bulan pertama 2022, pangsa pasar nasional INTP berada di level 24,6%. Yosua bilang, angka ini tertinggal cukup jauh dari SMGR dengan market share 47,2%, dan akan makin jauh setelah akuisisi SMBR dengan akumulasi market share menjadi 50,2%.

Praktis, INTP akan lebih sulit untuk mengontrol harga jual semen dan menjaga pasokan batubara dengan harga murah, yang sebenarnya bisa saja dilakukan INTP dengan mengakuisisi sebagian saham perusahaan tambang batubara.

INTP sebenarnya tetap melakukan pelebaran pangsa pasar, salah satunya melalui pengoperasian terminal di Banyuwangi dan Samarinda untuk memenuhi kebutuhan semen di Kalimantan. Selain itu, INTP juga menyewa fasilitas milik PT Semen Bosowa Baros untuk membantu produksi klinker, semen dan pengepakan produk Perusahaan untuk dipasarkan ke wilayah timur Indonesia.

Terlepas dari pada itu, Yosua menilai buyback ini memiliki dampak positif dan negatif.  Dengan proyeksi laba bersih di 2022 mencapai Rp 882 miliar, dan dengan asumsi dividend payout ratio 100%, maka dividen per lembar yang akan dibagikan mencapai Rp 257 per lembar, lebih tinggi 7,1% dibandingkan proforma tanpa adanya buyback 6,7% saham beredar. 

Selain itu, INTP berpotensi meraih capital gain saat menjual kembali saham hasil buyback di masa depan.

Meski tidak mempengaruhi kinerja operasional, namun pengurangan kas turut andil dalam menggerus laba bersih akibat turunnya pendapatan bunga. Pada paruh pertama 2021, pendapatan bunga menyumbang 20,9% dari laba bersih INTP. Sedangkan pada paruh kedua 2022, kontribusi pendapatan bunga terhadap laba bersih turun menjadi 18,7% di tengah turunnya kas perusahaan akibat gabungan dari aksi buyback saham serta rendahnya penerimaan kas operasional.

Baca Juga: Indocement (INTP) Catat Penjualan Semen Kuartal III 2022 Sebanyak 12 Juta Ton

“INTP masih memiliki pekerjaan rumah untuk meningkatkan kinerja keuangannya, antara lain menumbuhkan volume penjualan yang tergerus akibat disparitas harga jual yang cukup jauh, menjaga margin keuntungan di tengah tingginya biaya produksi dan fakta bahwa pasar semen nasional masih dalam kondisi oversupply, dan ketergantungan terhadap batubara yang masih cukup tinggi,” tulis Yosua dalam riset, Senin (24/10).

Ada pula kepatuhan terhadap penerapan kebijakan ODOL (over dimension overload) di 2023 yang dapat menambah beban transportasi.

Oleh sebab itu, Samuel Sekuritas masih merekomendasikan hold saham INTP dengan target harga Rp 9.380 per saham. Sentimen yang bisa menjadi risiko kenaikan rekomendasi saham INTP diantaranya pulihnya permintaan semen nasional dan turunnya biaya terutama beban energi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Trik & Tips yang Aman Menggunakan Pihak Ketiga (Agency, Debt Collector & Advokat) dalam Penagihan Kredit / Piutang Macet Managing Customer Expectations and Dealing with Complaints

[X]
×