Reporter: Amalia Nur Fitri | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) memaparkan hasil penjualan semen di kuartal III 2022 adalah sebesar 12 juta ton. Direktur dan Sekretaris Perusahaan Indocement Antonius Marcos mengatakan, perolehan tersebut kurang lebih sama dengan tahun lalu.
"Pencapaian penjualan semen kami sampai dengan kuartal III tahun ini adalah sebesar 12 juta ton di mana kurang lebih hampir sama dengan tahun lalu," paparnya kepada Kontan.co.id, Jumat (21/10).
Ia mengatakan kinerja kuartal IV akan lebih baik karena biasanya semua proyek pembangunan swasta dan pemerintah berlangsung dan mengejar target. Hal tersebut akan berimbas pada permintaan semen yang meningkat.
Baca Juga: Profitabilitas Indocement Diproyeksi Membaik Tahun Depan, Cek Rekomendasi Saham INTP
Tak hanya itu, sebagai bentuk strategi pihaknya juga akan luncurkan program akhir tahun untuk menggenjot penjualan di momen yang baik tersebut.
"Prediksi kami penjualan di kuartal terakhir ini akan bergerak positif sebagaimana yang sudah dijelaskan," sambungnya.
INTP memperkirakan pertumbuhan penjualan sebesar 2%-4% hingga tutup tahun ini. Proyeksi ini lebih konservatif dari proyeksi awal. INTP sebelumnya memperkirakan pertumbuhan penjualan tahun ini di kisaran 4%-5%.
“Terkait dengan proyeksi pertumbuhan yang kami revisi menjadi 2%-4%, tentunya kami lakukan agar menjadi lebih realitis sehubungan dengan paruh waktu tahun ini yang sudah berjalan lebih dari tujuh bulan,” kata Marcos.
Mengenai kenaikan harga yang terjadi, ia menambahkan jika semua pabrikan semen sudah menaikkan harganya pada tahun ini. Hal ini dilakukan akibat kenaikan biaya ongkos produksi dan kenaikan biaya batubara.
Namun begitu, INTP tidak membeberkan besaran kenaikan harga yang diimplementasikannya. Pihaknya hanya menyebutkan, kenaikan harga telah berlangsung sejak awal tahun dan melakukan kenaikan harga secara bertahap.
Baca Juga: Ini Pendorong Kenaikan Volume Penjualan Semen Indocement (INTP)
Lalu mengenai batubara dengan harga domestic market obligation (DMO) yang didapatkan INTP, pihaknya mengakui belum banyak menerima batubara dengan harga DMO.
"Sampai dengan saat ini kami masih belum banyak menerima batubara dengan harga DMO, namun kami telah mendapatkan kontrak - kontrak harga batubara yang lebih kompetitif dibandingkan sebelumnya. Hal ini perlu kami lakukan untuk menjamin ketersediaan pasokan batubara kami agar produksi kami tidak terganggu," tuturnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News