kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.105.000   12.000   0,57%
  • USD/IDR 16.445   10,00   0,06%
  • IDX 7.958   20,58   0,26%
  • KOMPAS100 1.114   3,04   0,27%
  • LQ45 807   -1,86   -0,23%
  • ISSI 274   1,94   0,72%
  • IDX30 419   -0,43   -0,10%
  • IDXHIDIV20 486   -0,13   -0,03%
  • IDX80 122   -0,29   -0,24%
  • IDXV30 132   -0,91   -0,68%
  • IDXQ30 136   0,08   0,06%

BBRI bakal bentuk holding utra mikro, begini efek ke saham dan kinerjanya


Rabu, 07 Juli 2021 / 07:15 WIB
BBRI bakal bentuk holding utra mikro, begini efek ke saham dan kinerjanya


Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pembentukan holding ultra mikro yang akan melibatkan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), Permodalan Nasional Madani (PNM) dan Pegadaian dinilai akan memberikan dampak positif.

Analis Pilarmas Investindo Sekuritas, Okie Setya Ardiastama menuturkan dengan sinergi tersebut, popolasi UKM yang belum terfasilitasi bank akan lebih terlayani oleh entitas gabungan melalui jaringan yang lebih luas. "Yang pada akhirnya akan mendorong pertumbuhan pinjaman yang lebih tinggi dan efisiensi dalam biaya operasional dan biaya kredit," ujar Okie kepada kontan.co.id, Selasa (6/7).

Kendati begitu, dalam jangka pendek pihaknya melihat sentimen negatif berpotensi membayangi pergerakan harga saham BBRI. Hal tersebut seiring dengan skema rights issue yang diproyeksikan berada di bawah harga pasar.

Okie mengatakan, penentuan harga pelaksanaan dari rights issue tersebut tentu akan menunggu valuasi dari PNM dan juga Pegadaian. Nah, Pilarmas Investindo memproyeksikan jika mengacu pada harga rata-rata 90 hari dan nilai buku dari BBRI maka rights issue tersebut berada pada 1,5 hingga 2x nilai buku, atau berada pada harga Rp 2.400 per saham-Rp 3.220 per saham.

Baca Juga: Ini proyeksi nilai dan harga rights issue Bank Rakyat Indonesia (BBRI)

Okie bilang pihaknya tetap merekomendasikan beli saham BBRI dengan target harga 4.350 yang merefleksikan 2,3x PBV. Hanya saja, harga tersebut telah diturunkan dari sebelumnya di level Rp 5.080. "Karena efek dilusi rights issue menjadi perhitungan kami," sebut Okie.

Sementara dari Analis Erdhika Elit Sekuritas, Hendri Widiantoro menilai pasca konsolidasi seharusnya prospek bisnis BBRI akan lebih menarik. Sebab, mempunyai jangkauan nasabah yang lebih luas terutama di dunia ultra mikro.

Terlebih, dia memproyeksikan potensinya bisa lebih dari 40 juta nasabah. Adapun, saat ini BRI melayani lebih dari 3 juta nasabah.

"BBRI kemungkinan akan mengejar target ini lebih mudah dengan melalui co-location, akuisisi nasabah melalui BRILink agen, dan digitalisasi pinjaman atau BRISpot. Strategi akan dimulai dari unbaked customer melalui PNM dilanjutkan dengan produk lending di Pegadaian dan BBRI," ujar Hendri.

Baca Juga: BRI memproyeksi pendapatan bunga bersih akan tumbuh di tahun ini

Selain itu, dia menuturkan beberapa hal yang akan menjadikan holding ini positif seperti halnya dapat memperkuat permodalan lembaga pembiayaan serta sumber daya dengan biaya kredit yang tentunya lebih murah. Dengan adanya holding ini, program penyaluran dana bantuan dan keuangan semacam KUR seharusnya akan semakin terintegrasi dan mempermudah masyarakat.

"Pada akhirnya, potensi pertumbuhan ekonomi masyarakat di tataran bawah mudah di-tracing, dipetakan dan dikembangkan, sehingga potensi pasar dari BBRI pada khususnya akan lebih optimal serapanya dan potensi pertumbuhan dan kesejahteraan masyarakat menengah ke bawah akan lebih sejahtera dengan ini," papar Hendri.

Sementara, dari sisi kinerja Hendri melihat BBRI akan mempunyai ekosistem ultra mikro baru dengan adanya sinergi ini seperti proyeksi pertumbuhan pinjaman yang akan meningkat hingga di atas 12%. Hal itu disebabkan adanya CoF yang lebih efisien karena pegadaian dan PNM mendapatkan pendanaan yang lebih murah dari BBRI dan tentunya biaya kredit akan lebih efisien yang dapat dilakukan oleh pegadain dan PNM dari BBRI.

"Dengan adanya tambahan modal dari proses holding tersebut, BBRI diharapkan dapat mencapai CAR sebesar 22%-23% tahun ini dan minimal 20% setelahnya dengan asumsi pertumbuhan kredit 14% dalam lima tahun ke depan," papar dia.

Erdhika Elit Sekuritas juga merekomendasikan beli untuk saham BBRI. "BBRI saat ini diperdagangkan pada PBV 2,48x, di tahun 2021 kami targetkan BBRI akan mampu kembali ke 3,09x PBV dengan harga wajar di level Rp 4.800," imbuh Hendri.

Baca Juga: PP pembentukan holding ultra mikro terbit, Pegadaian dan PNM jadi anak usaha BRI

Dalam keterbukaan informasi, manajemen BBRI mengungkapkan bahwa dengan kepemilikan saham mayoritas, laporan keuangan Pegadaian dan PNM akan terkonsolidasikan dengan laporan keuangan BRI. "Hal ini akan meningkatkan pendapatan konsolidasian di masa mendatang," tulis manajemen.

Aset konsolidasi BRI berdasarkan laporan keuangan per Maret 2021 yang telah diterapkan perikatan keyakinan memadai oleh KAP PSS (firma anggota Ernst & Young Global Limited) mencapai Rp 1.411 triliun sebelum pembentukan holding. Sementara jika memperhitungkan penggabungan Pegadaian dan PNM maka aset BRI akan mencapai Rp 1.515 triliun.

Liabilitas BRI akan naik dari Rp 1.216 triliun menjadi Rp 1.289 triliun. Pendapatan meningkat dari Rp 40 triliun menjadi Rp 47 triliun, beban usaha dari Rp 31 triliun menjadi Rp 37 triliun, dan laba bersih dari Rp 7 triliun menjadi Rp 8 triliun.

Baca Juga: Tahun ini, BRI proyeksi pendapatan bunga bersih bakal tumbuh

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Business Contract Drafting GenAI Use Cases and Technology Investment | Real-World Applications in Healthcare, FMCG, Retail, and Finance

[X]
×