Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Wahyu T.Rahmawati
Selain itu, dia menuturkan beberapa hal yang akan menjadikan holding ini positif seperti halnya dapat memperkuat permodalan lembaga pembiayaan serta sumber daya dengan biaya kredit yang tentunya lebih murah. Dengan adanya holding ini, program penyaluran dana bantuan dan keuangan semacam KUR seharusnya akan semakin terintegrasi dan mempermudah masyarakat.
"Pada akhirnya, potensi pertumbuhan ekonomi masyarakat di tataran bawah mudah di-tracing, dipetakan dan dikembangkan, sehingga potensi pasar dari BBRI pada khususnya akan lebih optimal serapanya dan potensi pertumbuhan dan kesejahteraan masyarakat menengah ke bawah akan lebih sejahtera dengan ini," papar Hendri.
Sementara, dari sisi kinerja Hendri melihat BBRI akan mempunyai ekosistem ultra mikro baru dengan adanya sinergi ini seperti proyeksi pertumbuhan pinjaman yang akan meningkat hingga di atas 12%. Hal itu disebabkan adanya CoF yang lebih efisien karena pegadaian dan PNM mendapatkan pendanaan yang lebih murah dari BBRI dan tentunya biaya kredit akan lebih efisien yang dapat dilakukan oleh pegadain dan PNM dari BBRI.
"Dengan adanya tambahan modal dari proses holding tersebut, BBRI diharapkan dapat mencapai CAR sebesar 22%-23% tahun ini dan minimal 20% setelahnya dengan asumsi pertumbuhan kredit 14% dalam lima tahun ke depan," papar dia.
Erdhika Elit Sekuritas juga merekomendasikan beli untuk saham BBRI. "BBRI saat ini diperdagangkan pada PBV 2,48x, di tahun 2021 kami targetkan BBRI akan mampu kembali ke 3,09x PBV dengan harga wajar di level Rp 4.800," imbuh Hendri.
Baca Juga: PP pembentukan holding ultra mikro terbit, Pegadaian dan PNM jadi anak usaha BRI
Dalam keterbukaan informasi, manajemen BBRI mengungkapkan bahwa dengan kepemilikan saham mayoritas, laporan keuangan Pegadaian dan PNM akan terkonsolidasikan dengan laporan keuangan BRI. "Hal ini akan meningkatkan pendapatan konsolidasian di masa mendatang," tulis manajemen.
Aset konsolidasi BRI berdasarkan laporan keuangan per Maret 2021 yang telah diterapkan perikatan keyakinan memadai oleh KAP PSS (firma anggota Ernst & Young Global Limited) mencapai Rp 1.411 triliun sebelum pembentukan holding. Sementara jika memperhitungkan penggabungan Pegadaian dan PNM maka aset BRI akan mencapai Rp 1.515 triliun.
Liabilitas BRI akan naik dari Rp 1.216 triliun menjadi Rp 1.289 triliun. Pendapatan meningkat dari Rp 40 triliun menjadi Rp 47 triliun, beban usaha dari Rp 31 triliun menjadi Rp 37 triliun, dan laba bersih dari Rp 7 triliun menjadi Rp 8 triliun.
Baca Juga: Tahun ini, BRI proyeksi pendapatan bunga bersih bakal tumbuh
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News