Reporter: Dyah Ayu Kusumaningtyas | Editor: Djumyati P.
JAKARTA. Setelah melalui pembicaraan dan pertemuan intensif antara Bursa Berjangka Jakarta (BBJ), Dewan Syariah Nasional (DSN) dan Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappepti), belakangan ini, akhirnya diputuskan peluncuran produk komoditas berbasis syariah pada 29 September mendatang di Jakarta.
"Persiapan peluncuran sudah 95% dan akan menjadi salah satu acara BBJ yang besar," kata Roy Sembel, direktur BBJ, Selasa sore(13/9). Menurut Roy pihak-pihak terkait sudah membicarakan finalisasi peraturan tata tertib perdagangan beserta mekanismenya.
Mekanisme akad yang digunakan, diputuskan terdiri dari beberapa akad dan lebih kompleks daripada sistem akad yang dilakukan di Bursa Malaysia, yaitu lebih dari 4 akad. "Akad murabahah masih menjadi salah satu bagian dari akad-akad tersebut," jelas Roy. Konsep murabahah adalah perjanjian jual-beli antara nasabah dengan semua bank syariah di Indonesia. Nasabah bisa meminjam dana dari bank syariah untuk membeli komoditas di BBJ.
Sampai saat ini, sudah belasan bank syariah yang berminat ikut serta dan juga beberapa supplier komoditas dari beberapa daerah di seluruh Indonesia. Rencananya, setelah meluncur nanti, akan ada evaluasi 3 bulan pertama, untuk melihat aksi para pelaku (bank syariah & supplier komoditas).
Maklumlah, produk komoditas berbasis syariah ini memang ditargetkan untuk kemudahan perbankan syariah menemukan wadah untuk pengelolaan dananya secara Islami. "Dan bagi BBJ, ini merupakan program diversifikasi produk BBJ," kata Roy. Produk komoditas bawang-bawang-an (bawang merah dan bawang putih) akan juga dimasukkan menjadi alternatif pilihan perdagangan, karena selama ini yang telah siap menjadi komoditas pendukungnya adalah kopi, kakao, olein dan batu bara.
Komoditas berbasis syariah ini, merupakan yang pertama kali di Indonesia. BBJ dan DSN telah mempersiapkannya sejak 20 Desember tahun 2010. "Biaya yang kami keluarkan sudah bermiliar-miliar rupiah, sampai pada puncak peluncuran nanti," jelas Roy. Besarnya pembiayaan ini karena, BBJ juga harus mempersiapkan sistem Information Technology (IT) yang berbeda dan lepas dari sistem IT bursa berjangka. "Komoditas berbasis syariah ini di luar dari transaksi bursa berjangka kami," jelas Roy.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News













