Reporter: Namira Daufina | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Rencana Bursa Berjangka Jakarta (BBJ) untuk merilis Indonesia Goverment Bond Future (IGBF) atau Surat Utang Negara Berjangka harus padam di 2015. Pertimbangan kondisi ekonomi domestik yang loyo menjadi salah satu alasan di balik pupusnya rencana tersebut.
“Sudah berkonsultasi dengan konsultan dan BBJ bahwa sebaiknya rencana ini ditunda dulu dan tidak bisa dilaksanakan di 2015,” kata Kepala Biro Perniagaan Badan Pengawas Perdagangan Berjangka dan Komoditi (Bappebti), Pantas Lumban Batu di kantor BBJ, Rabu (9/9) kemarin.
Penundaan IGBF ini pun belum memiliki batas waktu. “Sampai nanti ada peluang lagi seiring dengan lebih stabilnya ekonomi Indonesia dan global baru kita coba ajukan dan susun lagi IGBF ini,” papar Pantas.
Stephanus Paulus Lumintang, Direktur BBJ pun mengatakan ada baiknya menunggu hingga pasar Indonesia lebih stabil. “Pemerintah saja berhati-hati menggarap bond karena takut minim serapan. Jangan sampai bond nasional tapi diserap asing nanti bahaya. Kita juga tidak mau hal itu terjadi,” jabarnya.
Padahal sebelumnya, IGBF ini rencananya akan dirilis pada Mei 2015 lalu. Namun, seiring perkembangannya memang Bappebti dan BBJ menemukan ragam rintangan. Salah satu hambatan utamanya adalah peraturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang mengizinkan Bursa Efek Indonesia (BEI) untuk memproduksi produk yang sama.
Dari pihak OJK sendiri lebih setuju IGBF digarap oleh BEI. “Intinya saat ini belum ada momentum, nanti kita kaji ulang dan masuk di momentum yang tepat,” ujar Pantas.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News