kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.200   0,00   0,00%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

BBCA melebarkan keran kredit korporasi


Selasa, 15 Maret 2011 / 09:33 WIB
BBCA melebarkan keran kredit korporasi
Mad For Make Up


Reporter: Raka Mahesa Wardhana |

JAKARTA. PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) memproyeksikan kucuran kredit pada tahun ini tumbuh 18%-20%. Target ini lebih tinggi dibanding pertumbuhan kredit di 2010 yang mencapai 18%.

Demi mencapai target tersebut, pengelola BBCA siap melebarkan keran kredit korporasi. Kucuran kredit di sektor telekomunikasi, misalnya, diproyeksikan naik 10%-20% pada tahun ini menjadi Rp 11 triliun-Rp 12 triliun.

Bank milik Grup Djarum ini juga mengharapkan kredit sektor small medium enterprise (SME) tumbuh 25% menjadi Rp 68,75 triliun. Manajemen BBCA yakin kebutuhan kredit SME masih tinggi. Pinjaman untuk kegiatan konsumsi, seperti kredit kepemilikan rumah (KPR) dan kredit kendaraan bermotor (KKB) juga tidak luput dari target pertumbuhan.

Para analis sependapat BBCA bisa memenuhi target pertumbuhan penyaluran kredit setinggi 20% di tahun ini. Proyeksi penyaluran kredit itu dinilai sesuai dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini serta tren harga komoditas yang menguat.

Ambil contoh kredit korporasi. Kenaikan harga komoditas bisa mendorong produsen komoditas menambah belanja modal demi menggenjot produksi. "Satu sumber belanja modal korporasi adalah bank,” ujar AG Pahlevi, Analis Andalan Artha Advisindo (AAA) Sekuritas, Senin (14/3).

Begitu juga kredit konsumsi. Analis Samuel Sekuritas Indonesia Joseph Pangaribuan mencatat, kredit konsumsi diluar Jawa naik signifikan di tahun 2008, ketika harga komoditas menguat.

Menurut Pahlevi, kenaikan kebutuhan kredit akan menguntungkan BBCA yang menawarkan bunga kredit lebih murah daripada bank lain. Untuk kredit konsumen, BBCA mematok bunga 10,5%, sementara rata-rata bank memasang 12%. Di kredit korporasi, BBCA menawarkan bunga 12%, sementara rata-rata kredit bank lain 14%.

Kinerja tumbuh

Namun pengelola BBCA patut mencermati pergerakan bunga acuan atau BI rate. Para analis melihat BI rate pada tahun ini akan naik lagi setinggi 0,25% menjadi 7%.

Menurut Joseph, BBCA termasuk bank yang sensitif terhadap kenaikan BI rate. Sebab mayoritas kredit bank ini mengucur ke korporasi. Tapi jika BI rate tak melebihi 7%, BBCA tak akan kesulitan mengerek pertumbuhan kredit 20%.

Dus, kinerja keuangan BBCA bisa menanjak di 2011. Pahlevi menilai marjin bunga bersih atau net interest margin (NIM) BBCA tetap terjaga. “Jika mereka menaikkan bunga tabungan, bunga pinjaman akan naik dalam jumlah yang sama,” imbuh dia.

Pahlevi menghitung, laba bersih BBCA tahun ini naik 18% menjadi Rp 9,54 triliun. Sementara Joseph memperkirakan laba bersih BBCA naik 7,14% menjadi Rp 9 triliun.

Tapi, nilai buku per saham atau price to book value (PBV) BBCA terbilang mahal. Dalam hitungan Pahlevi, PBV BBCA 4,1 kali sedang rata-rata PBV perbankan 3 kali.

Pahlevi dan analis UOB Kay Hian Securities Agus Pramono menyarankan beli BBCA, dengan target masing-masing Rp 8.050 per saham dan
Rp 8.300 per saham.

Adapun Joseph merekomendasikan tahan dengan target harga Rp 7.000 per saham. Harga BBCA pada penutupan bursa Senin (14/3), tetap Rp 6.800 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×