Reporter: Juwita Aldiani | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Prospek bisnis layanan perjalanan wisata masih cukup besar. Peluang ini pula yang terus dipupuk PT Bayu Buana Tbk (BAYU). Salah satu caranya, BAYU mengembangkan bisnis melalui platform berbasis daring.
Dengan mengembangkan layanan daring, BAYU ingin memudahkan pelanggan yang memesan paket perjalanan wisata. Presiden Direktur Bayu Buana Agustinus Pake Seko, mengatakan, tahun ini mereka fokus pada pengembangan pemesanan online.
Saat ini, sistem pemesanan daring melalui www.hulaa.com baru bisa sebatas memesan tiket pesawat domestik dan hotel. Pelanggan juga bisa memesan tiket pesawat dan hotel melalui www.bayubuanatravel.com.
Tapi, "Ke depannya laman tersebut akan menjadi online travel agent (OTA), sebagai alternatif bagi pelanggan Bayu Buana," ungkap Agustinus, yang karib disapa Agus kepada KONTAN, beberapa waktu lalu.
Saat ini kontribusi sistem daring ke total pendapatan masih kecil, yaitu di bawah 10%. Meski masih embrio, menurut Agus, ketertarikan masyarakat akan sistem pemesanan daring cukup bagus. Apalagi bagi generasi muda yang ingin akses mudah dan cepat. Namun, Agus meyakinkan sampai kini segmen pelanggan Bayu Buana lebih banyak dari generasi X alias pelanggan konvensional. "Kurang lebih 80% customer kami masih memesan secara konvensional," jelas Agus.
Bayu Buana sudah menyiapkan dana khusus untuk mengembangkan sistem pemesanan daring. Namun Agus tidak bisa menjabarkan nilai investasinya. Yang jelas, dana itu siap dipakai untuk pengembangan sampai lima tahun ke depan.
Di kancah global, Bayu Buana merupakan mitra BCD Travel Management Company, sebuah perusahaan perjalanan internasional. Pelanggan akan mudah menjangkau cabang-cabang BCD di seluruh dunia.
Agus menargetkan laba bersih Bayu Buana tumbuh sebesar 30% menjadi Rp 36,54 miliar di akhir tahun ini. "Kami masih optimistis bisa mencapai target 2016 karena masih ada momentum musim liburan akhir tahun," kata dia.
Berkah umrah
Selain mengembangkan sistem daring, Bayu Buana juga ingin memperbesar bisnis perjalanan umrah melalui anak usahanya, Babussalam Buana Mitra. Dimulai sejak pertengahan tahun ini, BAYU membidik bisnis umrah bisa berkontribusi 35% pada pendapatan. "Melihat market size umrah, bisa saja kontribusi bisnis ini semakin signifikan ke depannya," kata Agus.
Tahun lalu saja ada sekitar satu juta orang yang pergi umrah. Jika tahun ini ada pertumbuhan sampai 10%, berarti potensinya cukup bagus. Begitu pun pada tahun-tahun mendatang. BAYU menawarkan paket umrah untuk keberangkatan paling cepat akhir November 2016 sampai periode Mei 2017.
Manajemen BAYU mengklaim, jumlah peserta yang mendaftar di wisata religi ini cukup banyak. "Dalam jangka waktu tersebut, yakni November 2016–Mei 2017, kami menargetkan 1.500 peserta," imbuh Agus.
Saat ini, paket perjalanan umrah bisa dipesan melalui kantor pusat Babussalam di Depok. Namun dua sampai tiga tahun mendatang, tak menutup kemungkinan BAYU membuka cabang di kota-kota lain. "Titik penjualan untuk travel umum juga menawarkan paket umrah, tapi hanya sebagai sub agen," jelas Agus.
Selain melalui penjualan online dan distribusi channel, BAYU mengandalkan travel fair untuk mendongkrak penjualan. Seperti Garuda Travel Fair yang akan berlangsung Oktober nanti. Meski tidak menyebut gamblang target setiap pameran, Agus mengklaim penjualan di pameran bisa berkontribusi 15%–20% terhadap total pendapatan.
Pada semester I-2016, BAYU meraih pendapatan sebesar Rp 742 miliar, turun 0,63% dari periode sama tahun lalu. Laba bersihnya terpangkas 23% dari sebelumnya Rp 11,48 miliar menjadi Rp 8,85 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News