kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Bayan Resources (BYAN) Targetkan Produksi Batubara Capai 39 Juta Ton Tahun Ini


Jumat, 06 Mei 2022 / 22:40 WIB
Bayan Resources (BYAN) Targetkan Produksi Batubara Capai 39 Juta Ton Tahun Ini


Reporter: Akhmad Suryahadi | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bayan Resources (BYAN) memasang target  produksi sebesar 37 juta ton sampai 39 juta ton tahun ini. Proyeksi ini sejalan dengan capaian produksi batubara BYAN tahun lalu sebesar 38 juta ton. Target ini tertuang dalam panduan kinerja yang diunggah di laman resmi BYAN, Rabu (20/4).

Produksi di site Pakar Utara diperkirakan akan meningkat sebesar 800.000 ton hingga 1 juta ton setelah tahun lalu Pakar Utara tidak memproduksi batubara. Produksi di Perkasa Inakakerta diperkirakan berada di angka 1 juta ton sampai 1,2 juta ton.

Produksi di Teguh Sinarabadi / Firman Ketaun Perkasa diperkirakan  berada di rentang 2,9 juta ton sampai 3,1 juta ton. Produksi di konsesi Tabang sebesar 31,1 juta ton sampai 32,3 juta ton, sementara produksi di tambang Wahana Baratama diperkirakan sebesar 1,2 juta ton sampai 1,3 juta ton. Jika ditotal, jumlahnya berkisar 37 juta ton sampai 39 juta ton batubara.

Biaya tunai rata-rata atau average cash cost diperkirakan berada di kisaran US$ 33 hingga US$  36 per metrik ton. Proyeksi ini lebih tinggi dari biaya rata-rata tahun 2021 yakni US$ 27 per ton. Kenaikan ini terutama karena peningkatan rasio pengupasan, peningkatan royalti, normalnya ketinggian air kembali akibat musim kemarau, peningkatan biaya karyawan karena bonus yang lebih tinggi berdasarkan kinerja tahun 2021, biaya bahan bakar yang lebih tinggi, dan peningkatan biaya unit pembelian batubara.

Baca Juga: Perdana melantai di bursa, saham Murni Sadar (MTMH) naik 25%

Dari sisi penjualan, emiten yang dinakhodai konglomerat Dato Low Tuck Kwong ini menargetkan angka penjualan berada di kisaran 37 juta ton hingga 39 juta ton batubara, yang sejalan dengan proyeksi volume produksi.

Proyeksi penjualan ini menurun dari realisasi tahun lalu, dimana BYAN berhasil menjual 40 juta ton batubara sepanjang 2021 atau naik 11,11% dari penjualan 2020 sebesar 36 juta ton.

Berdasarkan segmen geografis, penjualan BYAN sepanjang 2021 didominasi oleh penjualan ke luar negeri, yakni ke Filipina sebesar 29%, disusul penjualan ke China sebesar 16%, penjualan ke Korea sebesar 15%, dan penjualan ke negara lainnya sebesar 14% dari total penjualan.

Sementara itu, penjualan ke pasar Indonesia sebesar 12%, disusul penjualan ke pasar India sebesar 10%, dan penjualan ke Bangladesh sebesar 4% dari total volume penjualan.

Pada pertengahan Januari 2022, penjualan komitmen dan terkontrak BYAN sudah mencapai 36,3 juta juta ton dengan nilai kalori rata-rata 4.481 GAR kkal/kg. Ini mewakili sekitar 95% dari target volume penjualan yang direncanakan pada 2022.

Baca Juga: Tahun Ini, Bintraco Dharma (CARS) Bidik Penjualan 20.000 Unit Mobil

Dari jumlah ini, sebanyak 17% menggunakan skema Harga Tetap (fix price) dengan nilai kalori rata-rata 4.245 GAR kkal/kg pada harga US$ 50,9 per ton. Sementara sebanyak 83% menggunakan elemen harga pasar (floating price). Tambahan penjualan kemungkinan dapat dilakukan karena target produksi tahun ini cukup progresif dan target kapal tongkang terpenuhi.

BYAN memperkirakan harga acuan batubara Newcastle menjadi rata-rata US$ 220 per ton dan harga spot ekspor batubara kalori (CV) 4.200 GAR menjadi rata-rata US$ 88 per ton pada tahun ini. Harga komoditas energi ini diperkirakan bakal solid di awal tahun dan melemah ke titik terendah di akhir tahun.

Tahun ini, BYAN mengalokasikan belanja modal alias capital expenditure (capex) sebanyak US$ 220 juta sampai US$ 250 juta. Sebanyak 78% akan digunakan untuk segmen bangunan dan infrastruktur, sebanyak 21% akan digunakan untuk peralatan dan mesin, dan 1% untuk keperluan alat lain.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×