kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Batubara mencapai level harga tertinggi lima tahun


Kamis, 17 Mei 2018 / 07:15 WIB
Batubara mencapai level harga tertinggi lima tahun


Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga batubara masih bergerak dalam tren menguat. Permintaan dan produksi batubara di China masih jadi faktor penggerak harga batubara.

Harga batubara Newcastle pengiriman Juli naik 0,85% jadi US$ 106,25 per ton pada Rabu (16/5). Harga ini merupakan harga tertinggi sejak lima tahun lalu. Dalam sepekan, harga batubara sudah meroket sekitar 6,58%.

Analis Central Capital Futures Wahyu Tri Wibowo mengatakan, harga batubara melambung karena terpengaruh kenaikan harga minyak yang sempat menyentuh level tertinggi dalam tiga tahun terakhir. Maklum saja, batubara dan minyak sama-sama komoditas energi.

Analis Asia Tradepoint Futures Deddy Yusuf Siregar menambahkan, dengan semakin mahalnya harga minyak, para pedagang menjadikan batubara sebagai alternatif pembangkit energi dengan harga yang mereka anggap masih di level wajar dan lebih rendah dari harga minyak. Alhasil, permintaan batubara bertambah dan harga naik.

Tambah lagi, cuaca saat ini mulai panas, menjelang musim panas. "Batubara dibutuhkan untuk menjalankan pendingin ruangan karena suhu di China lebih hangat dari biasanya," kata Wahyu, Rabu (16/5).

Permintaan batubara dari  China juga naik tinggi lantaran negara ini belum siap beralih ke bahan bakar non batubara, sehingga terjadi hambatan pada enam pembangkit listrik utama. Akhirnya, China malah menambah produksi batubara. Produksi batubara di China mencapai 293 juta ton di April 2018, atau naik 4,1% secara year on year (yoy). Dus, total produksi China mencapai 1,1 miliar ton selama empat bulan terakhir.

Deddy memprediksi kenaikan harga batubara akan berlanjut satu hingga dua tahun ke depan. "Dalam jangka pendek harga batubara bisa mencapai level tertinggi di US$ 115 per ton," kata dia.

Meski begitu, harga batubara bisa terkoreksi apabila Juni mendatang AS menaikkan suku bunga acuan. Dollar AS yang semakin tinggi membuat komoditas yang diperdagangkan dalam dollar AS jadi semakin mahal. Hal ini bisa mengurangi permintaan, meski tidak signifikan.

Wahyu menyebut, secara teknikal harga batubara berpotensi membentuk pola bullish continuation. Harga akan bergerak menguji US$ 110 per ton. Jika berhasil tembus, potensi kenaikan harga hingga US$ 120 terbuka. Meski demikian terdapat ancaman koreksi overbought jangka pendek karena RSI dan stochastic berada di atas 80.

Wahyu memprediksi harga bergerak di rentang US$ 105–US$112 per ton sepekan ke depan. Hari ini, harga batubara akan bergerak antara US$ 107,5–US$ 111 per ton. Sedang Deddy menganalisa pada hari ini harga batubara akan bergerak antara US$ 104.90–US$105.50 per ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×