kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Batavia Prosperindo Aset Manajemen prediksi IHSG ada di 5.000-5.350 pada akhir 2020


Kamis, 18 Juni 2020 / 04:00 WIB
Batavia Prosperindo Aset Manajemen prediksi IHSG ada di 5.000-5.350 pada akhir 2020


Reporter: Benedicta Prima | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di tengah volatilitas pasar akibat Covid-19, Batavia Prosperindo Aset Manajemen memprediksi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada akhir tahun 2020 bakal ditutup di kisaran 5.000 - 5.350. Asal tahu saja, IHSG pada akhir tahun lalu ditutup di level  6.299,53. 

Presiden Direktur Batavia Prosperindo Aset Manajemen Lilis Setiadi menjelaskan prediksi tersebut sejalan dengan tiga hal yang menjadi fokus pasar yaitu perkembangan Covid-19, stimulus global dan tensi perang dagang. 

Pertama, terkait perkembangan Covid-19, dia melihat pasar akan optimistis dengan perkembangan vaksin yang sedang dalam tahap uji-coba dan mendapatkan izin produksi sehingga diprediksi mulai bisa didistribusikan pada kuartal IV-2020 seperti CanSino dan Moderna. "Ketika pasar mendengar perkembangan vaksin, ini bisa memulihkan ekonomi dan optimisme," jelasnya.

Baca Juga: Asing jual bersih, IHSG naik tipis 0,03% ke 4.987 pada akhir perdagangan Rabu (17/6)

Dengan perkembangan itu, konsensus memprediksi pemulihan global bakal terlaksana pada kuartal I-2021. Pada saat itu kondisi tersebut, ekonomi dunia akan kembali seperti pada tahun 2019. "Dengan asumsi tidak ada gelombang kedua di beberapa negara," jelasnya.

Kedua, terkait pemulihan global diprediksi dapat dipercepat dengan stimulus yang diberikan oleh berbagai negara. Saat ini bank sentral AS, Eropa dan Jepang telah menggelontorkan stimulus mencapai US$ 15,77 triliun per Februari 2020. Ketiga bank sentral tersebut juga berencana untuk memberi tambahan stimulus hingga US$ 11,85 triliun hingga akhir 2021. 

AS sebagai ekonomi terbesar juga telah memperluas neraca keuangannya sebesar US$ 3 triliun menjadi US$ 7,1 triliun. Dan saat ini AS tengah menunggu persetujuan stimulus hingga US$ 3 triliun. "Stimulus global ini jauh lebih besar dari 2008," imbuhnya. 

Ketiga, mengenai tensi perang dagang AS-China yang meningkat dalam beberapa pekan terakhir. Terutama karena kekalahan Hongkong serta China yang disalahkan oleh AS terkait penyebaran Covid-19. 

Baca Juga: Bergerak volatil, IHSG naik 0,22% di awal perdagangan Rabu (17/6)




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×