kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.526.000   -2.000   -0,13%
  • USD/IDR 16.240   -40,00   -0,25%
  • IDX 7.037   -29,18   -0,41%
  • KOMPAS100 1.050   -5,14   -0,49%
  • LQ45 825   -5,35   -0,64%
  • ISSI 214   -0,85   -0,40%
  • IDX30 423   -1,15   -0,27%
  • IDXHIDIV20 514   0,87   0,17%
  • IDX80 120   -0,69   -0,57%
  • IDXV30 125   1,36   1,09%
  • IDXQ30 142   0,26   0,18%

Barito Pacific (BRPT) bukukan pendapatan US$ 610,6 juta pada kuartal I 2020


Kamis, 11 Juni 2020 / 15:13 WIB
Barito Pacific (BRPT) bukukan pendapatan US$ 610,6 juta pada kuartal I 2020
ILUSTRASI. Dirut PT Barito Pacific Tbk, Agus Salim Pangestu (kedua kanan), Wakil Direktur Utama Rudy Suparman (kedua kiri), Direktur Andry Setiawan (kiri) dan Direktur Independen David Kosasih, berbincang usai menggelar acara Investor Gathering, di Jakarta, Senin (2


Reporter: Benedicta Prima | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pendapatan bersih PT Barito Pacific Tbk (BRPT) di kuartal I-2020 tercatat turun 10,10% menjadi US$ 610,6 juta, dari US$ 679,24 juta di kuartal I-2019. Sementara itu EBITDA turun 40,4% menjadi US$ 96 juta dan laba bersih sesudah pajak sebesar US$ 14,19 juta turun sekitar 61,15% secara tahunan (yoy).

BRPT masih mencatatkan rugi bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk US$ 2,09 juta, padahal di kuartal I-2019 masih membukukan laba US$ 5,62 juta.

Baca Juga: Saham migas mulai menghijau terangkat sentimen harga minyak

Direktur Utama BRPT Agus Pangestu mengatakan, kinerja kuartal I-2020 mencerminkan periode yang menantang dari industri petrokimia dunia, dengan rekam jejak marjin yang rendah didorong oleh melemahnya permintaan khususnya di pasar domestik China yang disebabkan oleh Covid-19.

Penurunan pendapatan bersih sebagian besar disebabkan menurunnya harga rata-rata penjualan produk petrokimia khususnya Olefins dan Polyfelins dengan volume penjualan yang relatif stabil.

Pendapatan bersih dari kegiatan petrokimia di bawah PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) turun 13,6% dari US$ 552 juta di kuartal I-2019 menjadi US$ 477 juta di kuartal II-2020 mencerminkan rata-rata harga penjualan terhadap seluruh produk menjadi US$ 865 per ton  dari US$ 999  per ton di kuartal I-2019.

Baca Juga: IHSG diproyeksi melemah, berikut saham yang bisa jadi pilihan untuk Kamis (11/6)

Sementara itu beban pokok pendapatan sedikit meningkat sebesar 0,76% dari US$ 514,67 juta menjadi US$ 518,64 juta  yang disebabkan oleh peningkatan konsumsi bahan baku pada industri petrokimia, diimbangi dengan harga naphta yang lebih rendah dengan rata-rata sebesar US$ 521 per metrik ton dari US$ 533 per metrik ton pada kuartal III-2019.

EBITDA menurun sebesar 40,4% dari US$ 161 juta pada kuartal I-2019 menjadi US$ 96 juta pada kuartal I-2020 yang utamanya disebabkan oleh menurunnya keuntungan dari kegiatan petrokimia akibat penurunan permintaan global terhadap produk petrokimia.

Direktur Keuangan BRPT David Kosasih menjelaskan meskipun sektor petrokimia melemah dipengaruhi oleh situasi ekonomi makro, volume penjualan TPIA dikatakan masih relatif stabil.

Baca Juga: Merugi di Kuartal I, Ini Siasat Chandra Asri (TPIA) Menghadapi Efek Corona

“Terjadi pelemahan permintaan secara global tetapi volume penjualan TPIA masih realtif stabil. Ini merupakan pembuktian bahwa posisi kami sebagai pemimpin pasar di Indonesia, di tengah melemahnya tingkat permintaan domestik,” jelasnya dalam teleconference, Kamis (11/6).

Seiring dengan proyek pembangunan pabrik Chandra Asri II alias CAP II, David optimistis ke depan BRPT melalui anak usahanya dapat terus memenuhi kebutuhan dalam negeri mengingat jumlah penduduk Indonesia yang besar menjadi pasar yang potensial, apalagi secara struktur di Indonesia terdapat ketergantungan impor hingga 50%-60%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×