Reporter: Benedicta Prima | Editor: Noverius Laoli
EBITDA menurun sebesar 40,4% dari US$ 161 juta pada kuartal I-2019 menjadi US$ 96 juta pada kuartal I-2020 yang utamanya disebabkan oleh menurunnya keuntungan dari kegiatan petrokimia akibat penurunan permintaan global terhadap produk petrokimia.
Direktur Keuangan BRPT David Kosasih menjelaskan meskipun sektor petrokimia melemah dipengaruhi oleh situasi ekonomi makro, volume penjualan TPIA dikatakan masih relatif stabil.
Baca Juga: Merugi di Kuartal I, Ini Siasat Chandra Asri (TPIA) Menghadapi Efek Corona
“Terjadi pelemahan permintaan secara global tetapi volume penjualan TPIA masih realtif stabil. Ini merupakan pembuktian bahwa posisi kami sebagai pemimpin pasar di Indonesia, di tengah melemahnya tingkat permintaan domestik,” jelasnya dalam teleconference, Kamis (11/6).
Seiring dengan proyek pembangunan pabrik Chandra Asri II alias CAP II, David optimistis ke depan BRPT melalui anak usahanya dapat terus memenuhi kebutuhan dalam negeri mengingat jumlah penduduk Indonesia yang besar menjadi pasar yang potensial, apalagi secara struktur di Indonesia terdapat ketergantungan impor hingga 50%-60%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News