Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pelaku pasar terlihat sigap merespons rotasi papan pencatatan yang dilakukan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI). Sederet emiten yang akan turun kasta dari papan utama ke papan pengembangan mengalami pelemahan harga saham.
Tengok saja PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) yang harganya merosot 1,95% pada perdagangan Senin (27/5). Kemudian saham dari Grup Salim PT Indomobil Multi Jasa Tbk (IMJS) dan PT Nippon Indosari Corpindo Tbk (ROTI) yang masing-masing melemah 1,98% dan 1,41%.
Selanjutnya ada PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk (ADMF) yang melemah 2,49%, PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk (PJAA) turun 3,68%, PT Gozco Plantations Tbk (GZCO) ambles 6,12%, PT Goodyear Indonesia Tbk (GDYR) anjlok 8,93%, PT Kimia Farma Tbk (KAEF) turun 6,79% dan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) ambrol 5,31%.
Adapun, BEI telah melakukan rotasi dengan mendepak 109 saham dari papan utama ke papan pengembangan. Secara bersamaan, BEI mengangkat 10 saham papan pengembangan ke papan utama. Rotasi papan pencatatan ini mulai berlaku efektif pada 31 Mei 2024.
Baca Juga: Sederet Saham Ini Turun ke Papan Pengembangan, Ada HMSP, hingga Emiten BUMN
Analis Stocknow.id Dinda Resty Angira mengamati respons investor yang cenderung negatif terhadap saham yang merosot dari papan utama ke papan pengembangan. Apalagi, mayoritas saham yang turun kelas secara teknikal sedang dalam fase sideways dengan kecenderungan downtrend dan kurang likuid.
Namun, Dinda menaksir sentimen perpindahan papan ini hanya sementara dan dampaknya tidak sesignifikan saat terjadi perubahan komposisi indeks saham yang prestisius. Toh, tidak semua saham yang turun kasta dari papan utama ke papan pengembangan mengalami pelemahan.
Contohnya PT Samator Indo Gas Tbk (AGII) dan PT Austindo Nusantara Jaya Tbk (ANJT) yang masing-masing menguat 2,10% dan 3,70%. Di sisi yang lain, dari 10 saham yang naik kasta ke papan utama, hanya ada tiga saham yang mengalami kenaikan.
Tiga saham justru menurun, dan empat saham lainnya bergerak stagnan.
"Hal ini menunjukkan sentimen (pindah papan pencatatan) tidak selalu direspons oleh semua investor. Sebagian mungkin melihat ini sebagai peluang untuk mengevaluasi kembali fundamental dan prospek kinerja emiten," kata Dinda kepada Kontan.co.id, Senin (27/5).
Baca Juga: Ada Evaluasi Papan Pencatatan, Ini Syarat Emiten Agar Tetap di Papan Utama
Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas, Maximilianus Nico Demus berharap evaluasi perpindahan papan pencatatan ini bisa memberikan gambaran yang lebih jelas terhadap posisi fundamental hingga kapitalisasi emiten.
Tapi Nico meyakini perpindahan papan tidak sertamerta mengurangi daya tarik dari saham tersebut.
Sehingga masih ada sejumlah saham yang mampu bergerak naik meskipun turun kasta. "Papan pencatatan hanya memberikan gambaran, bukan berarti menjadi patokan mutlak bagi para investor untuk membuat keputusan. Fundamental dan potensi valuasi perusahaan tetap menjadi point penting," imbuh Nico.
Head of Retail Research Sinarmas Sekuritas, Ike Widiawati mengamini perubahan papan pencatatan tidak otomatis memberikan perubahan yang signifikan dan berkesinambungan terhadap prospek sahamnya. Ike lantas menyoroti sejumlah saham seperti HMSP, KAEF dan WIKA yang semakin merosot usai turun papan.
Menurut Ike, penurunan harga saham tersebut tidak sepenuhnya akibat turun kasta. Hal penting yang perlu dicermati adalah alasan yang membuat saham itu bisa turun ke papan pengembangan, baik dari sisi tren pergerakan harga hingga performa fundamental emiten.
Ike mencontohkan HMSP yang secara tren harga sedang melandai, sehingga menggerus market positioning-nya. Kemudian KAEF yang secara kinerja terus merosot usai pandemi. Sedangkan WIKA memang sedang dalam tekanan.
"Itu yang membuatnya turun kasta, lalu di-adjustment oleh pelaku pasar dengan penurunan harga. Jadi tidak sertamerta pasar menjual saat turun papan, tapi ada faktor dibalik itu," ungkap Ratih.
Dinda menambahkan, perpindahan papan pencatatan ini layak menjadi momentum untuk mengevaluasi kembali performa fundamental dan prospek kinerja emiten. Sebelum investor memutuskan untuk mengoleksi atau melepas sahamnya.
Dari barisan saham yang turun kasta ke papan pengembangan, Dinda menyarankan buy on weakness saham HMSP dan KAEF. Saham HMSP bisa dikoleksi pada level harga Rp 750 - Rp 755 dengan target harga Rp 810 - Rp 850, dan stoploss di Rp 720.
Kemudian saham KAEF bisa dikoleksi pada area Rp 755 - Rp 760 dengan target harga Rp 870 - Rp 960, dan stoploss di Rp 700. Sedangkan Nico melirik saham ROTI dan PT Bank Permata Tbk (BNLI).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News