kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Banyak tekanan, laba TIFA naik tipis


Jumat, 02 Agustus 2013 / 17:42 WIB
Banyak tekanan, laba TIFA naik tipis
ILUSTRASI. TINS belum bisa mengerek penjualan timah. Tapi TINS terbantu dari kenaikan harga timah global.


Reporter: Dea Chadiza Syafina | Editor: Asnil Amri

JAKARTA. Kenaikan tingkat suku bunga acuan perbankan atau BI rate membuat emiten di bidang pembiayaan mulai konservatif menentukan target pembiayaan tahun ini. Apalagi persaingan antar perusahaan pembiayaan kian ketat, khususnya pembiayaan kendaraan bermotor.

Presiden Direktur PT Tifa Finance Tbk (TIFA) Suwinto Djohan mengakui, kenaikan BI rate dan persaingan bisnis antara perusahaan pembiayaan membuat perseroan berhati-hati dalam menentukan target pembiayaan tahun ini.

Selain itu, kendala lain yang dialami perseroan adalah, akibat belum pulihnya perekonomian dunia akibat kondisi perekonomian di Eropa dan Amerika Serikat yang berimbas pada Asia dan Indonesia. Imbasnya ke Indonesia adalah, turunnya harga komoditas yang membuat penjualan alat berat tergerus.

Selain itu, baru-baru ini, lembaga pembiayaan mulai ketir dengan tingginya inflasi dampak dari kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM). Oleh karena itu, pihaknya menargetkan pertumbuhan pembiayaan sebesar 11,11% atau Rp 900 miliar tahun ini dibandingkan realisasi di tahun lalu sebesar Rp 800 miliar.

"Kami akui, kendala-kendala seperti kenaikan BI rate dan persaingan bisnis pembiayaan di tanah air dapat mempengaruhi kinerja perseroan dalam pencapaian target dan kualitas portfolio, sehingga perseroan berhati-hari mematok target tahun ini," kata Suwinto di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (2/8).

Kinerja yang cenderung flat sampai semester I 2013 dikarenakan kebijakan prudent dari manajemen dan konsolidasi sumber daya manusia serta proses internal perseroan. Karena itu perseroan terus melakukan relokasi portofolio ke sektor-sektor yang masih kondusif seperti konstruksi, infrastruktur dan industri.

"Dengan upaya-upaya ini dan dukungan dari pemegang saham dan semua pihak yang terkait, manajemen berkeyakinan akan dapat melewati tahun ini yang semakin berat dengan kenaikan tingkat inflasi dan tingkat bunga," ujar Suwinto.

Meski begitu, Suwinto meyakini, target pembiayaan tahun ini akan terealisasi seiring pencapaian kinerja semester I yang positif. Suwinto merinci, selama enam bulan pertama 2013, perseroan mencatat pendapatan Rp 88,99 miliar atau naik 2,84% dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya yang hanya mencapai Rp 86,54 miliar.

Alhasil, laba setelah pajak Tifa Finance naik 1,56% menjadi Rp 19,86 miliar dari Rp 19,56 miliar. Lebih lanjut Suwinto mengungkapkan, di semester I 2013, pembiayaan TIFA mencapai Rp 470 miliar atau sebesar 50% lebih dari total pembiayaan yang ditargetkan hingga akhir tahun ini sebesar Rp 900 miliar.

"Pembiayaan terbesar masih didominasi alat berat hingga 60% dari pencapaian pembiayaan di semester pertama ini. Sementara, untuk kontribusi pembiayaan konstruksi sebesar 15%, dan sisanya diperoleh dari pembiayaan industri, pelabuhan, alat-alat kesehatan dan yang lainnya yang hampir merata," ujar Suwinto.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×