Reporter: Benedicta Prima | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ada 11 saham perusahaan yang baru melantai 2016-2019 yang telah masuk dalam kategori saham gocap alias mentok di harga terbawah Rp 50 per saham pada Jumat (13/12).
Direktur Avere Investama Teguh Hidayat mengatakan, saham-saham yang bisa turun sampai level gocap alias Rp 50 per saham memang memiliki fundamental yang kurang baik. Menurut dia, perusahaan yang baru saja melantai dan sudah masuk saham gocap rata-rata merupakan perusahaan yang baru saja berdiri dan memiliki bisnis yang tidak jelas.
"Karena nama perusahaan juga kita baru dengar. Termasuk ini banyak yang turun perusahaan properti, sedangkan kita tahu properti sedang jelek, tidak hanya yang baru, tetapi juga perusahaan properti yang sudah ada seperti BSDE dan APLN kinerjanya masih turun," jelas Teguh kepada Kontan.co.id, Jumat (13/12).
Baca Juga: Ada 11 saham gocap, seperti apa kondisi keuangannya saat ini?
Kontan.co.id mencatat, empat perusahaan yang melantai pada tahun ini dan sudah masuk di saham gocap yaitu PT Capri Nusa Satu Tbk (CPRI), PT Bliss Properti Indonesia Tbk (POSA), PT Hotel Fitra Tbk (FITT) dan PT Bhakti Agung Propertindo Tbk (BAPI). Saham tersebut rata-rata bergerak di sektor properti.
Ambil contoh, pada laporan keuangan kuartal III-2019 CPRI masih membukukan rugi bersih Rp 13,63 miliar, padahal perusahaan hanya membukukan pendapatan sebesar Rp 2,36 miliar. Selain itu, utang CPRI tercatat mencapai Rp 45,87 miliar dengan ekuitas sebesar Rp 194,05 miliar. Adapun kas dan setara kas perusahaan hanya Rp 5,09 miliar.
Baca Juga: Berikut prospek 52 emiten yang IPO sepanjang tahun 2019
Bandingkan dengan kondisi keuangan kuartal III-2018 yang membukukan rugi bersih Rp 43,54 miliar dan mengantongi pendapatan Rp 1,42 miliar. Utang CPRI pada kuartal III-2018 tercatat mencapai Rp 32 miliar dengan ekuitas sebesar Rp 126,63 miliar. Adapun kas dan setara kas perusahaan tercatat 5,07 miliar.
"Memang properti sedang jelek, tetapi mereka bisa IPO, itu pertanyaannya," jelas Teguh.