kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.660.000   -10.000   -0,60%
  • USD/IDR 16.280   55,00   0,34%
  • IDX 6.743   -132,96   -1,93%
  • KOMPAS100 996   -6,22   -0,62%
  • LQ45 785   7,24   0,93%
  • ISSI 204   -4,64   -2,22%
  • IDX30 407   4,40   1,09%
  • IDXHIDIV20 490   7,18   1,49%
  • IDX80 114   0,52   0,46%
  • IDXV30 118   0,81   0,69%
  • IDXQ30 135   1,91   1,44%

Bank Mandiri (BMRI) Pertimbangkan 3 Hal Ini Sebelum Naikkan Bunga Kredit


Jumat, 16 September 2022 / 06:10 WIB
Bank Mandiri (BMRI) Pertimbangkan 3 Hal Ini Sebelum Naikkan Bunga Kredit


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -   JAKARTA. PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) memperkirakan Bank Indonesia (BI) akan kembali menaikkan suku bunga acuannya sekitar 0,5%-1% sehingga pada akhir tahun akan menjadi 4,75%. 

Proyeksi itu dilakukan dengan melihat dari dampak kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) terhadap inflasi. 

Inflasi diprediksi Bank Mandiri akan naik menjadi 6,2% pada akhir tahun. Pada Agustus lalu, BI juga telah mulai menaikkan suku bunga sebesar 25 basis point (bps) untuk meredam kenaikan inflasi. 

Kendati demikian, Sigit Prastowo Direktur Keuangan Bank Mandiri, mengatakan perseroan tidak akan serta merta melakukan penyesuaian terhadap kenaikan suku bunga kredit.

Baca Juga: BBCA, BMRI dan BBRI Teratas, Ini Saham-saham Koleksi Asing Saat IHSG Terkoreksi

"Ada banyak faktor yang harus dipertimbangkan dalam menaikkan suku bunga kredit, bukan hanya BI rate. Secara keseluruhan kami akan mempertimbangkan sisi yang terbaik agar pada akhirnya bisa memberikan return terbaik dan bisa tumbuh dengan lebih sehat," katanya dalam paparan publik online, Kamis (15.9). 

Ia menjelaskan, setidaknya ada tiga faktor yang harus dipertimbangkan bank sebelum melakukan penyesuaian bunga kredit.

Pertama, likuiditas. Adapun likuiditas di Bank Mandiri saat ini masih sangat ample menurut Sigit. Sehingga tekanan untuk menaikkan suku bunga kredit tidak besar. 

 

Apalagi, lanjut Sigit, rasio dana murah atau Current Account Saving Account (CASA) perseroan sangat tinggi sejalan dengan peningkatan transaksi dari layanan digital perseroan. Rasio CASA bank ini per Juni 2022 mencapai 75% naik dari 71% pada periode yang sama tahun lalu. 

Peningkatan rasio CASA itu membuat biaya dana atau cost of fund (CoF) Bank Mandiri juga sangat rendah. Sigit bilang, dengan penurunan biaya dana maka bank juga bisa lebih leluasa memberikan rate kredit yang lebih bersaing. Sehingga pada akhirnya margin bunga bersih (Net Interest Margin/NIM) akan bisa dijaga. 

Baca Juga: Bank Mandiri Prediksi Pertumbuhan Kredit 2023 Akan Lebih Rendah Daripada Tahun Ini

Kedua, kondisi usaha debitur. Kenaikan suku bunga kredit bisa jadi mempengaruhi kemampuan nasabah dalam melakukan pembayaran kewajibannya dan akhirnya menekan kualitas aset. 

"Dalam hal ini yang harus kami pertimbangkan adalah jangan sampai saat bunga kredit naik berdampak ke aset kualitas.  Jadi, kami  sangat hati-hati melakukan kenaikan lending rate ini," lanjut sigit.

Ketiga, kompetisi. Bank Mandiri juga selalu memperhatikan kondisi suku bunga kredit yang ada di pasar. Kalau bank lain tidak melakukan kenaikan suku bunga maka perseroan juga tidak boleh serta merta melakukan penyesuaian. 

Sampai akhir tahun, Bank Mandiri menargetkan NIM sekitar 5,1%-5,5%. Pada semester I 2022, perseroan sudah mencatatkan margin bunga bersih sebesar 5,4%. Menurut sigit, tantangan bank ke depan dengan adanya kenaikan suku bunga BI lebih ke biaya dana. 

Baca Juga: Rasio Dividen Bank BUMN Ini Bakal Lebih Besar Tahun Depan

"Kami perkirakan CoF akan naik sekitar 10 bps. sampai akhir tahun," kata Sigit. 

Untuk itu, perseroan akan terus melakukan pengembangan pada layanan super apps Livin dan Kopra agar mendorong peningkatan CASA Bank Mandiri sehingga biaya dana masih bisa dijaga di tengah kenaikan bunga BI.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Mastering Finance for Non Finance Entering the Realm of Private Equity

[X]
×