Reporter: Dityasa H Forddanta | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Bank KEB Hana Indonesia dan PT RHB Asset Management Indonesia (RHBAMI) menjalin kerja sama distribusi produk reksadana. Kerja sama ini dilakukan guna memberikan alternatif investasi bagi nasabah ritel.
Dalam kerja sama tersebut, sejumlah reksadana racikan RHBAMI akan dipasarkan ke nasabah Bank KEB Hana. Ada tiga produk yang dipasarkan, yakni RHB Alpha Sector Rotation, RHB LQ45 Tracker, dan RHB Rupiah Liquid Fund telah disepakati untuk didistribusikan oleh Bank KEB Hana melalui 13 kantor cabang yang tersebar. Pemasarannya akan menggunakan jaringan Bank KEB Hana yang tersebar di 13 kota besar di Indonesia.
Kerja sama reksa dana yang baru dirintis oleh Bank KEB Hana ini diharapkan dapat menyusul kesuksesan bancassurance yang telah lebih dulu diluncurkan. Secara keseluruhan, Bank KEB Hana telah berhasil menghimpun dana kelolaan (asset under management / AUM) wealth management sebesar Rp 2 triliun dalam waktu kurang dari 10 bulan.
Perseroan sengaja memilih tiga produk ini untuk dipasarkan. "Karena setiap nasabah memiliki profil investasi dan preferensi yang berbeda," kata Direktur Utama Bank KEB Hana, Martin Lee dalam keterangan resminya, Rabu (30/11).
RHB Alpha Sector Rotation misalnya. Produk ini menawarkan strategi investasi unik yaitu memanfaatkan siklus industri tertentu untuk menciptakan pengembalian optimal. Sementara itu, RHB LQ45 Tracker menawarkan strategi investasi yang mencerminkan tingkat pengembalian LQ45 yaitu indeks dari 45 saham yang paling likuid dan memiliki nilai kapitalisasi terbesar. Kedua reksa dana ini dikhususkan untuk investor dengan profil risiko yang tinggi.
Bagi investor dengan profil risiko rendah, RHB Rupiah Liquid Fund dapat dijadikan solusi investasi di mana produk reksa dana tersebut memiliki tingkat pengembalian investasi yang menarik sekaligus dapat memenuhi kebutuhan uang tunai jangka pendek.
Direktur Utama RHBAMI, Rima Noulita Suhaimi menambahkan, potensi pasar reksadana untuk nasabah ritel masih memiliki peluang yang besar untuk dimaksimalkan. Apalagi, jumlah nasabah ritel atas produk reksadana juga terus bertambah.
Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), jumlah dana kelolaan reksadana tumbuh 12,11%, dari Rp 241,57 triliun per akhir tahun 2014 menjadi Rp 270,84 triliun per 28 Desember 2015.
Hal ini mencerminkan masyarakat Indonesia yang semakin memahami pentingnya berinvestasi serta meningkatnya tingkat kepercayaan investor terhadap industri reksadana. "Sehingga, kami optimistis sebuah sinergi yang besar akan tercipta dari kerja sama ini," tambah Rima.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News