kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Bank-bank kecil jadi incaran akuisisi investor lokal dan global


Rabu, 13 Januari 2021 / 09:05 WIB
Bank-bank kecil jadi incaran akuisisi investor lokal dan global


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Wahyu T.Rahmawati

Bangkok Bank bukan menjadi satu-satunya investor asal Thailand yang masuk ke Indonesia. Ada pula Kasikorn Bank PCL melalui anak usaha Kasikorn Vision Co Ltd (KVision) yang membeli saham PT Bank Maspion Tbk (BMAS). 

April 2020 lalu KVision meneken perjanjian jual beli saham dengan PT Alim Investindo, PT Maspion, PT Husin Investama, PT Maspion Investindo serta lima pemegang saham individual untuk membeli 30,01% saham Bank Maspion.

Presiden Direktur Maspion Group Alim Markus dalam artikel yang dimuat Kontan.co.id menjelaskan kalau nantinya tambahan modal yang dicapai lewat hasil investasi itu akan dipakai untuk pengembangan teknologi informasi (TI). 

Lalu, mengapa pasar perbankan Indonesia menarik di mata investor? Head of Investment PT Reswara Gian Investa Kiswoyo Adi Joe mengatakan bisnis di Indonesia sangat menguntungkan. 

Apalagi, perbankan di Tanah Air punya net interest margin (NIM) paling tinggi di Asia bahkan dunia. Indonesia juga termasuk potensi pasar yang masih sangat luas untuk digarap. "NIM perbankan kita sangat tinggi. Termasuk aset bank yang besar. Tercermin dari capital adequacy ratio (CAR) yang menjadi paling tinggi di Asia," kata Kiswoyo, Selasa (12/1). 

Baca Juga: Penipuan Grab Toko: Korban mencapai 980 orang, kerugian Rp 17 miliar

Asal tahu saja, walau diterpa pandemi Covid-19, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat per Oktober 2020 NIM bank umum ada di level 4,41%. Sementara CAR ada di level 23,7%. Dengan posisi NIM yang tetap rendah di level 3,15% secara gross. "Investor asing banyak di negara asalnya, industri perbankannya sulit untuk ekspansi karena keterbatasan pasar. Sedangkan potensi bisnis di Indonesia masih menggiurkan," kata dia.

Hal ini menurut Kiswoyo membuat peta persaingan bisnis bank nantinya akan semakin sengit. Terutama di bidang pengembangan digital yang tengah menjadi sorotan seluruh industri, khususnya keuangan dan perbankan. 

Pun di mata investor khususnya konglomerat, bisnis perbankan tentu sangat diperlukan. Selain untuk menjaga stabilitas bisnis perusahaan secara grup, bisnis keuangan bisa membuka pintu ekspansi. 

Apalagi saat ini industri keuangan mulai dipadati dengan pengembangan perusahaan teknologi finansial. "Investor tentu tidak ingin ketinggalan dengan beragam perkembangan ini," pungkas Kiswoyo. 

Baca Juga: Bunga deposito tengah pekan: Bunga deposito Bukopin dan Bank Mayora tertinggi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×