kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45909,31   7,91   0.88%
  • EMAS1.354.000 1,65%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Banjir likuiditas, aset berisiko diminati tapi fluktuasi makin tinggi


Senin, 15 Maret 2021 / 12:31 WIB
Banjir likuiditas, aset berisiko diminati tapi fluktuasi makin tinggi
ILUSTRASI. Stimulus Amerika Serikat (AS) cair membuat kinerja aset berisiko cenderung melonjak


Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Stimulus Amerika Serikat (AS) cair membuat kinerja aset berisiko cenderung melonjak. Namun, hati-hati flkutuasi aset berisiko tersebut akan semakin tinggi setelah likuiditas banjir dan menyebabkan kenaikan inflasi. 

Presiden Komisaris HFX International Berjangka Sutopo Widodo mengatakan, diloloskannya paket stimulus AS diharapkan bisa memulihkan ekonomi melalui aktivitas konsumsi yang kembali berputar. Sentimen stimulus ini direspons positif oleh pasar.

Lihat saja, indeks Dow Jones Industrial Average terus membentuk rekor baru dengan mengesampingkan indeks teknologi yang sudah mendapat keuntungan sejak pandemi berlangsung. Jumat (12/3), Dow Jones ditutup di 32.778,64. 

Sebaliknya, sebagian besar investor melikuidasi posisi kepemilikan emas mereka untuk berpindah ke saham serta aset berisiko lainnya. Tentunya, hal ini dilakukan atas pertimbangan yield yang berprospek lebih tinggi. 

Baca Juga: Banjir Dana Stimulus Ekonomi Global, Performa Aset Berisiko Bakal Terkerek

Likuiditas yang tercipta hasil stimulus AS tentunya akan berpengaruh pada harga emas, tetapi tidak signifikan. Kenaikan harga emas Antam yang sempat rekor di atas Rp 1 juta dan harga emas spot yang sempat menyentuh US$ 2.075 per ons troi, kini mulai terkoreksi karena isu harapan membaiknya ekonomi pasca distribusi vaksin dan pelonggaran kuncian di beberapa negara. 

Meski harga emas cenderung terkoreksi, Sutopo mengatakan harga emas masih akan diuntungkan karena stimulus mengakibatkan uang yang beredar menjadi lebih banyak. Dengan demikian bisa menyebabkan devaluasi nilai dolar AS. Alhasil, aset lindung nilai di tengah harapan pemulihan ekonomi masih akan bergerak fluktuatif. 

Baca Juga: Mengukur prospek saham bank papan atas pada 2021

Sedangkan, Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuabi mengatakan meluncurnya stimulus dalam jumlah besar berpotensi meningkatkan inflasi. Jika benar kenaikan inflasi sangat cepat, maka dampaknya fluktuasi yang terjadi di aset berisiko akan meningkat. Apalagi, di satu sisi kini muncul kekhawatiran dari Uni Eropa memblokir pengiriman vaksin AstraZeneca ke Australia. 

Inflasi yang tinggi juga membuka kemungkinan The Fed untuk menormalisasi suku bunga. "Kenaikan suku bunga menjadi ketakutan investor, sehingga wajar kalau ke depan fluktuasi masih tinggi," kata Ibrahim. 

Kenaikan inflasi juga berpotensi membuat indeks dolar menguat. Ibrahim memproyeksikan ada kemungkinan indeks dolar mengarah ke level 94 di tahun ini. Jika indeks dolar menguat berpotensi memberi tekanan pada harga komoditas termasuk emas. 

Ibrahim menilai investasi valas dalam bentuk dolar AS jadi menarik untuk dipilih. Selain itu, poundsterling juga menarik, mengingat suksesnya Brexit. 

Baca Juga: Menilik prospek pasar saham dan obligasi hingga akhir tahun 2021

Meski begitu, Sutopo memproyeksikan tren pergerakan indeks dolar akan cenderung berkonsolidasi. Apalagi, keputusan The Fed hingga saat ini adalah tetap mempertahankan kebijakan suku bunga rendah.

Sutopo menilai kenaikan yield obligasi AS diyakini sebagai strategi The Fed untuk menarik dana masuk sehingga tidak perlu kebijakan tambahan dan inflasi bisa tetap terjaga tidak naik terlalu tinggi. Sutopo memproyeksikan harga emas spot hingga akhir tahun tetap berada di bawah US& 1.900 per ons troi. Sementara, harga emas Antam diproyeksikan di ambang Rp 1 juta per gram.

Baca Juga: Harga emas Antam turun Rp 2.000 jadi Rp 924.000 per gram pada Senin (15/3)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×