Reporter: Cindy Silviana Sukma | Editor: Avanty Nurdiana
JAKARTA. Banjir yang menimpa beberapa daerah di Indonesia selama beberapa hari ini berimbas pada aktivitas para emiten. Dampak tersebut bisa positif dan negatif.
Supriyadi, Kepala Riset OSO Securities bilang, salah satu sektor yang mendapat efek positif dari bencana banjir adalah sektor barang konsumen alias consumer goods. Sebab, emiten sektor ini akan kebanjiran permintaan.
Agaknya ini sudah dibaca para pelaku besar. Dus, indeks saham sektor barang konsumsi pun, Senin (20/1) menguat 0,94% ke 1.886,81.
Sejumlah emiten yang berpeluang menuai berkah, antara lain PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP), PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR), PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk (AISA), PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) dan PT Kimia Farma Tbk (KAEF). "Kinerja emiten-emiten tersebut akan meningkat di kuartal I karena banyak permintaan untuk bantuan para korban banjir," ujar Supriyadi.
PT Mayora Indah Tbk (MYOR) pun mengakui adanya kenaikan permintaan belakangan ini. Sekretaris Perusahaan Mayora, Yuni Gunawan bilang, selama banjir melanda, permintaan produk makanan jauh lebih besar ketimbang hari biasa. "Selama seminggu ini, stok gudang berkurang lebih cepat. Sepertinya ada permintaan khusus dengan adanya musibah ini," tutur dia kepada KONTAN, Senin (20/1).
Yuni menambahkan, sebagian besar permintaan barang tersebut berasal dari Jakarta, Tangerang, dan Sulawesi, yang didistribusikan melalui distributor tunggal MYOR, PT Inbisco Niaga. Adapun, permintaan produk yang terbesar adalah biskuit.
Sayang, ia belum bisa menyebut jumlah peningkatan produk Mayora tersebut. Namun, sampai saat ini, belum ada kendala dari segi distribusi atau penyaluran makanan akibat banjir.
Namun, menurut Marlene, analis AAA Sekuritas, kenaikan penjualan emiten consumer goods tak akan signifikan. "Sebab, banjir juga mengganggu jalur distribusi produk," ujar dia.
Direktur KLBF, Vidjongtius pun membenarkan adanya hambatan distribusi produk akibat bencana banjir di sejumlah daerah. "Aktivitas distribusi kami belum lancar terutama di daerah yang dilanda bencana," ucap dia. Padahal, permintaan obat-obatan sejak ada banjir belum meningkat signifikan.
Bila emiten consumer goods menuai berkah, beda cerita dengan emiten tambang. Yuganur Wijanarko, analis HD Capital bilang, curah hujan yang tinggi akan berakibat buruk bagi emiten pertambangan batubara. "Produksi batubara pasti terganggu," kata dia.
Akibatnya, produksi batubara bisa menurun di kuartal I tahun ini. Toh, sentimen itu agaknya belum berpengaruh ke pergerakan saham emiten batubara. Kemarin, indeks saham sektor pertambangan naik 0,37% ke level 1.374,04.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News