Reporter: Narita Indrastiti | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Pengelola Rumah Sakit Mayapada, PT Sejahteraraya Anugrahjaya Tbk (SRAJ) mencari pendanaan untuk ekspansi pembangunan rumah sakit baru. Perseroan akan melakukan Penawaran Umum Terbatas (PUT) tahap II dengan menerbitkan saham Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD).
SRAJ akan menerbitkan sebanyak-banyaknya 5,3 miliar saham baru atau 40% dari modal ditempatkan dan disetor penuh dengan nilai nominal Rp 100 per saham. Harga rights issue itu dibanderol Rp 200 per saham.
Dengan begitu, dana maksimal yang bakal diperoleh perseroan mencapai Rp 1,07 triliun. Nantinya setiap pemegang tiga saham lama akan mempunyai dua HMETD.
Sebagai informasi, harga rights issue itu berada di bawah harga saham SRAJ saat ini sebesar Rp 230 per saham. Nah, nantinya, PT Surya Cipta Inti Cemerlang (SCIC) sebagai pemegang saham utama SRAJ akan melaksanakan hak untuk mengambil sekurang-kurangnya 2,8 miliar saham baru atau sekitar 53,79% dari total saham yang diterbitkan. "Dan jika masih ada sisa saham, maka sisa saham tidak akan diterbitkan dan dikembalikan dalam portepel," ujar manajemen SRAJ dalam prospektus, Selasa (14/7).
Seandainya hanya Surya Cipta yang mengeksekusi HMETD tersebut, dana yang diperoleh SRAJ hanya berkisar Rp 575,9 miliar. Jika itu terjadi, sebesar 79% dana rights issue atau Rp 453 miliar akan langsung digunakan untuk meningkatkan penyerataan pada anak usahanya PT Karya Kharisma Sentosa. Nantinya Karya Kharisma akan membangun rumah sakit Jakarta Garden City, Jakarta Timur.
Lalu, sisanya sebear 6,11% atau Rp 35 miliar akan digunakan untuk membayar sebagian utang perseroan di Bank CIMB Niaga yang akan jatuh tempo pada periode Januari hingga Oktober 2016 mendatang. Saat ini, jumlah utang perseroan di CIMB mencapai Rp 50 miliar. Lalu sebesar 12,4% dana PUT atau 71 miliar bakal digunakan untuk meningkatkan penyertaan pada PT Nirmala Kencana Mas untuk membayar utangnya. Dan sisanya untuk modal kerja.
Namun, SRAJ berharap seluruh pemegang saham bisa mengeksekusi haknya. Sehingga, SRAJ memiliki dana tambahan sebesar Rp 493 miliar yang bisa digunakan untuk membangun rumah sakit baru di wilayah luar Jakarta. Sebenarnya, SRAJ masih memiliki sisa dana sebesar Rp 204,4 miliar dari PUT tahap pertama. Dana itu juga akan digunakan untuk ekspansi rumah sakit baru.
Tahun ini, SRAJ memang sedang gencar ekspansi. Perseroan membentuk lima anak usaha pada 29 April 2015 lalu. Kelima anak usaha itu adalah PT Karya Kharisma Sentosa, PT Sejahtera Abadi Solusi, PT Sejahtera Inti Sentosa, PT Nusa Sejahtera Kharisma, dan PT Anugrah Inti Karya.
Pendirian lima entitas anak itu untuk mendukung kegiatan utama perseroan. Sepanjang Januari-Maret 2015, SRAJ masih membukukan kerugian dengan nilai rugi bersih Rp 19,03 miliar. Padahal, pendapatan perseroan meningkat 22,72% menjadi Rp 103,86 miliar.
Rugi bersih diakibatkan beban yang membengkak. Beban penjualan naik dari Rp 642,91 miliar menjadi Rp 1,06 miliar. Lalu, beban umum dan administrasi melambung dari Rp 27,01 miliar menjadi Rp 34,16 miliar. Selisih kurs juga membengkak dari Rp 649,41 miliar menjadi Rp 1,45 miliar.
SRAJ akan menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 24 Agustus mendatang. Jika disetujui, pemesanan HMETD di pasar reguler dan negosiasi akan dimulai pada 31 Agustus dan di pasar tunai pada 3 September. Sementara mulai perdagangan saham tanpa HMTED di pasar reguler dan negosiasi pada 1 September. Lalu, di pasar tunai akan dimulai pada 4 September.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News