Reporter: Annisa Aninditya Wibawa | Editor: Dikky Setiawan
JAKARTA. PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SMGR) berencana membangun pembangkit listrik tenaga panas atau Waste Heat Recovery Power Generator (WHRPG) bertenaga 28 MegaWatt (MW).
Nilai pembangkit listrik tersebut mencapai Rp 600 miliar. Dalam proyek itu, SMGR menggandeng JFE Engineering dari Jepang.
Dalam proyek pembangkit listrik tersebut, SMGR mengusai kepemilikan 85% sampai 90%. Ini berarti, SMGR perlu merogoh kocek sekitar Rp 510 miliar hingga Rp 540 miliar untuk pembangunannya. Kemudian, sisanya senilai Rp 60 miliar sampai Rp 90 miliar merupakan porsi JFE Engineering.
Direktur Keuangan SMGR Ahyanizzaman bilang, pihaknya cukup mengandalkan kas internal untuk pembangunan WHRPG tersebut. Pada kuartal pertama 2014, kas dan setara kas SMGR memang terlihat masih tebal di posisi Rp 4,62 triliun.
Saat ini, SMGR tengah dalam proses pengadaan pembangunan WHRPG tersebut. Rencananya, pembangunan pembangkit listrik itu akan mulai dikerjakan di semester kedua tahun 2014 dan diperkirakan rampung pada awal 2016.
Nah, pembangkit listrik ini akan digunakan untuk kesediaan listrik pada pabrik SMGR di Tuban. Dengan adanya pembangkit listrik sendiri, SMGR pun dapat mengantisipasi kenaikan Tarif Dasar Listrik (TDL).
Saat ini, untuk pabrik Tuban, SMGR mengandalkan kerja sama business to business dengan PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) PLN) untuk biaya listriknya. Sekadar informasi, SMGR memiliki 180 MW listrik di pabrik Tuban.
“Dengan ada WHRPG ini bisa menghemat sekitar 15% listrik di Tuban,” sebut Agung Wiharto, Sekretaris Perusahaan SMGR, kepada KONTAN, Minggu, (11/5).
Emiten pelat merah ini pun telah memiliki power plant untuk pabriknya di Tonasa. Dari total 110 MW listrik di pabrik tersebut, hanya 40 MW yang mengikuti PLN.
Hanya pabrik SMGR di Padang yang mayoritas penggunaan listriknya masih mengandalkan tarif listrik PLN. Di sana, SMGR memiliki WHRPG dengan kapasitas 8,5 MW. Namun, SMGR masih mengambil sebesar 130 MW dari PLN.
Agung menjelaskan, WHRPG bergerak menggunakan panas dari peralatan pabrik. Jadi, panas dari perputaran mesin pabriknya hilang dan menjadi daya untuk membangkitkan listrik.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News