Reporter: Amailia Putri Hasniawati | Editor: Adi Wikanto
JAKARTA. PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) sudah mengantisipasi potensi terjadinya gejolak nilai tukar yang bisa menguras kantong perseroan.
Emiten semen BUMN ini telah melakukan lindung nilai (hedging), khususnya untuk investasi dua pabrik yang menelan biaya hingga Rp 8,5 triliun.
Suparni, Direktur Utama SMGR mengatakan, pihaknya melakukan hedging terhadap 80% dari total investasi berdeominasi valuta asing (valas) untuk pembangunan dua pabrik anyarnya.
Pabrik itu berlokasi di Rembang, Jawa Tengah dan Indarung, Sumatera Barat.
Masing-masing pabrik itu membutuhkan dana investasi sebesar Rp 4,5 triliun dan Rp 4 triliun.
Nah, 50% dari kebutuhan investasi berbentuk valas. Valas yang dimaksud adalah euro dan dollar AS.
"Paling banyak euro, tapi euro kan tidak naik setinggi dollar AS, secara keseluruhan aman," ujar Suparni, Selasa (25/8).
Mengutip data kurs tengah Bank Indonesia (BI), secara year-to-date (ytd), nilai tukar rupiah terhadap euro melemah sekitar 7,9% ke posisi Rp 16.233. Sedangkan, terhadap dollar AS melemah sekitar 12,77%.
Suparni memperkirakan dua pabrik baru itu beroperasi pada kuartal III-2016 untuk di Rembang.
Sedangkan, pabrik di Indarung diahrapkan rampung pada kuartal IV tahun depan.
Adapun, masing-masing pabrik memiliki kapasitas tiga juta ton per tahun.
"Kalau secara operasional, komponen dollar AS hanya 5%-7%, tidak besar," pungkas Suparni.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News