Reporter: Annisa Aninditya Wibawa | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk (SSMS) ingin mengembangkan bisnis kelapa sawitnya hingga ke hilir. SSMS akan membangun pabrik pengolahan atau refinery dengan kapasitas produksi 2.500 crude palm oil (CPO) per hari. Kebutuhan investasi sekitar US$ 40 juta atau setara Rp 532 miliar.
Untuk menggarap refinery tersebut, SSMS akan menggandeng Islamic Development Bank (IDB). "IDB mau investasi di sini dan memberi pinjaman ke kita," ucap Direktur Keuangan SSMS Hari Hadir, beberapa waktu lalu. Hari bilang, kerjasama ini bisa membuka pasar ekspor ke Timur Tengah bagi SSMS. Apalagi nasabah IDB cukup banyak.
Menariknya lagi, kawasan Timur Tengah tak terpengaruh dengan krisis di Eropa. Saat ini, SSMS masih dalam tahap penjajakan dengan IDB. Jika telah menemukan kesepakatan, SSMS dan IDB segera melangsungkan penandatanganan nota kesepahaman atau memorandum of understanding (MoU).
Aksi masuknya SSMS ke hilir ini dilakukan melalui penyertaan modal secara bertahap. Menurut Hari, SSMS telah melakukan penyertaan modal sebanyak 18,4% ke PT Citra Borneo Utama. Nah, Citra Borneo Utama ini merupakan perusahaan induk SSMS yang akan menggarap refinery. Pembangunan refinery tersebut akan dimulai pada tahun 2017.
Hari yakin, kapasitas produksi SSMS telah mencukupi jika pabrik itu rampung. Ia menargetkan, produksi CPO SSMS akan mencapai sekitar 500.000 ton per tahun mulai tahun 2017. Tambahan utang IDB tak akan membebani kinerja SSMS. Maklum, rasio utang terhadap modal atau debt to equity ratio (DER) SSMS hanya 0,5 kali.
Juni lalu, SSMS baru menambah pinjaman bank sebesar Rp 3,09 triliun yang terdiri dari denominasi dollar dan rupiah. Dari pinjaman itu, SSMS menggunakan dana sebesar Rp 1,5 triliun untuk pembiayaan kembali atau refinancing. Sementara US$ 120 juta untuk pengembangan bisnis organik dan anorganik.
Kuartal I-2015, SSMS menguasai utang bank jangka pendek Rp 50,99 miliar dan utang jangka panjang Rp 464,5 miliar. Secara keseluruhan, kewajiban SSMS Rp 2,73 triliun. Sedangkan ekuitas mencapai Rp 3,15 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News