Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Khomarul Hidayat
Kendati demikian, Laurensius menegaskan, secara umum akuisisi tersebut akan berdampak positif terhadap Bank Permata.
Melalui akuisisi ini, Bank Permata ditargetkan bisa menjadi Bank Umum Kelompok Usaha (BUKU) 4. Berdasarkan catatan Kontan.co.id, modal inti Bank Permata tahun lalu sebesar Rp 22,15 triliun atau naik 10,72% (yoy).
Untuk menjadi BUKU 4, Bank Permata butuh tambahan modal setidaknya Rp 8 triliun lagi.
Baca Juga: Pemegang saham Bangkok Bank akhirnya restui akuisisi Bank Permata
Sementara itu, Kantor Cabang Bangkok Bank di Jakarta per September 2019 tercatat punya modal Rp 22,29 triliun. Terdiri dari modal disetor senilai Rp 3,69 triliun, dan dana usaha sebesar Rp 17,20 triliun.
Jika integrasi kantor cabang berjalan mulus, Bank Permata serta merta bakal menjadi BUKU 4. Merujuk prospektus yang diterbitkan Bank Permata pada 2 Maret 2020, akuisisi Bank Permata oleh Bangkok Bank diperkirakan selesai 3 Mei 2020 mendatang.
Laurensius melihat, bergabungnya Bank Permata ke BUKU 4 tidak serta-merta mendongkrak kinerjanya. Ia mencontohkan, kinerja dua bank swasta CIMB Niaga dan Bank Panin begitu masuk BUKU IV juga tidak langsung terdongkrak kinerjanya secara signifikan.
“Jadi tidak akan langsung terdongkrak juga kinerjanya, apalagi ekonomi saat ini berpotensi melambat. Tapi yang jelas jika jadi BUKU IV tentunya jadi banyak lini bisnis yang bisa dikembangkan Bank Permata, menjadikannya lebih fleksibel ketimbang sebagai BUKU III,” imbuh Laurensius.
Baca Juga: Bangkok Bank bisa integrasikan cabang di Indonesia dengan Bank Permata
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News